INTENS PLUS – Jakarta. Negara-negara di Timur Tengah mengutuk serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina. Setidaknya, ada sembilan negara yang melakukan pernyataan bersama guna mendesak terjadinya gencatan senjata.
Melansir kantor berita Turki, Anadolu Ajansi, ada sembilan menteri luar negeri Negara Arab yang merilis pernyataan bersama. Antara lain menteri luar negeri Mesir, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Maroko. Mereka menuntut Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menegakkan gencatan senjata di Gaza.
Para menlu Arab mengutuk “penargetan warga sipil, pemindahan paksa, serta kebijakan hukuman kolektif” oleh Israel terhadap warga Palestina dalam perang yang pecah baru-baru ini.
“Meminta dewan untuk mewajibkan semua pihak untuk segera melakukan gencatan senjata yang berkelanjutan, dan bekerja untuk memastikan dan memfasilitasi akses yang cepat, aman, dan berkelanjutan bagi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza tanpa hambatan sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan,” bunyi pernyataan, seperti dikutip dari Anadolu Ajansi.

Para Menlu Arab juga mengkritik pendudukan Israel di wilayah Palestina dan menyerukan upaya lebih lanjut untuk menerapkan solusi dua negara terhadap konflik menahun ini.
“Tidak adanya solusi politik terhadap konflik Palestina-Israel telah menyebabkan berulangnya tindakan kekerasan dan penderitaan bagi rakyat Palestina dan Israel serta masyarakat di wilayah tersebut,” bunyi pernyataan tersebut.
Pernyataan bersama ini muncul saat PBB menggelar sidang majelis umum di New York pada Kamis (26/10).
Dalam sidang itu, Wakil Perdana Menteri Yordania, Ayman Hussein Abdullah Al-Safadi, mengecam perang Israel vs Hamas Palestina karena “menjadikan Gaza seperti neraka di bumi.”
Dia juga mengatakan hak untuk membela diri oleh Israel bukanlah hak untuk mendapatkan impunitas. Israel menurutnya tidak boleh kebal hukum.
Dalam pernyataan itu, para Menlu menyatakan pula bahwa hak untuk membela diri tidak membenarkan pelanggaran hukum dan mengabaikan hak-hak warga Palestina.
Pernyataan ini tampaknya mengkritik keinginan Amerika Serikat dalam pemungutan suara DK PBB beberapa waktu lalu, AS saat itu memveto resolusi usulan Brasil lantaran tak mencantumkan hak Israel untuk membela diri.
Seperti dilansir The Guardian, dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan niatnya mengajukan rancangan resolusi untuk pemungutan suara DK PBB pada Jumat (27/10) setelah dewan gagal mencapai mufakat dalam empat resolusi sebelumnya termasuk dari Rusia dan Amerika Serikat.

Dia mengedarkan rancangan resolusi yang masih dalam pembahasan. Teks resolusi itu sebagian besar berfokus pada situasi kemanusiaan, menyerukan gencatan senjata segera, dan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke Jalur Gaza.
“Pilihlah itu. Ambil sikap,” katanya.
Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan pun mengecam teks tersebut. Menurutnya, mereka abai atas serangan Hamas yang dinilai Israel menjadi pemicu sesungguhnya atas kondisi di Gaza saat ini.
“Para perumus resolusi mengaku prihatin terhadap perdamaian. Namun para pembunuh bejat yang memulai perang ini bahkan tidak disebutkan dalam resolusi tersebut,” kata Gilad Erdan.
“Satu-satunya tempat yang pantas untuk resolusi ini adalah di tong sampah sejarah,” tandasnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko