INTENS PLUS – MADIUN. Baru-baru ini publik digemparkan dengan kasus pemerkosaan terhadap remaja perempuan berinsial AP (17) oleh ayah kandung, paman dan kakeknya sendiri.
Peristiwa yang terjadi di Kabupaten Madiun, Jawa Timur ini tentu saja membuat warga masyarakat merasa miris.
Pada Senin (23/10/2023) lalu, korban AP melaporkan kejadian pilu tersebut ke Satreskrim Polres Madiun didampingi oleh Budi Santoso, Koordinator LSM WKR.
Kepada Budi, korban menceritakan kronologi pemerkosaan yang dilakukan secara bergilir oleh ketiga anggota keluarga AP yakni ayah kandung, paman dan juga sang kakek.
“Akhirnya saya dampingi, dalam rangka kasus ya, undang-undang perlindungan anak dan sekaligus KDRT. Dalam hal ini, anaknya di bawah umur, yang dicabuli oleh keluarganya sendiri yaitu bapak kandung, mbahkung serta paklik yang tinggal dalam satu rumah,” ungkap Budi dikutip dari YouTube Kompas TV, Jumat (3/11/2023)
Kejadian bermula saat korban tidur siang di tanggal 1 Agustus kemudian diperkosa oleh sang kakek.
Ia mengatakan bahwa aksi pencabulan selajutnya dilakukan bergantian, yakni sang paman pada pukul 09.00 – 09.20 WIB, dan sang ayah kandung saat subuh.
Peristiwa memilukan itu terjadi selama lima hari berturut-turut yakni mulai tanggal 1-5 Agustus 2023 lalu.
Sebab tak tahan dengan perilaku keluarganya sendiri, AP lantas melarikan diri dan mengungsi dari masjid ke masjid.
AP sebelumnya pernah melaporkan kepada pihak berwajib terkait aksi bejat ayah, kakek dan pamannya itu.
Kendati demikain, sebab tak membawa identitas dan minim saksi, Polres pada waktu itu tidak dapat melakukan tindak lanjut terhadap laporan korban.
Ibu kandung AP sendiri diketahui sudah bercerai dan menikah lagi dengan orang lain di Tulungagung.
Sampai dengan saat ini, pihak kepolisian Polres Madiun masih melakukan pendalaman serta penyelidikan kasus pemerkosaan tersebut.
Untuk rencana ke depan menurut Budi, nantinya akan ada gelar perkara serta pemeriksaan saksi terkait.
Hingga kini, AP masih singgah di suatu tempat guna menenangkan diri dengan didampingi oleh psikiater serta pihak LSM untuk bisa segera pulih dari trauma.(*)
Penulis : AWPP
