Politik Yogyakarta

Gelar Deklarasi Pemilu Damai 2024, Sri Sultan Sebut Masyarakat Sudah Semakin Cerdas

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan Deklarasi Pemilu Damai Tahun 2024.

Seperti kita ketahui, sebentar lagi pesta demokrasi akan dimulai sehingga gerakan demikian menjadi penting untuk dilakukan di sejumlah daerah.

Deklarasi ini diikuti dan ditandatangani langsung oleh Gubernur DIY, Ketua DPRD DIY, Kabinda DIY, Ketua KPU DIY, Jajaran Forkompimda, Ketua Bawaslu DIY, dan 18 pimpinan Partai Politik Peserta Pemilu 2024.

Bertajuk ‘Mewujudkan Pemilu Damai dan Berbudaya sebagai Sarana Integrasi Bangsa’ momen pembacaan deklarasi Pemilu Damai ini dipimpin oleh Ketua Bawaslu DIY dan Ketua KPU DIY.

Deklarasi berisi kesiapan berpartisipasi dan berperan aktif pada Pemilu 2024 secara jujur, adil, santun, berbudaya dan bermartabat serta mendukung pelaksanaan pemilu sebagai sarana integrasi bangsa.

Selain itu, peserta siap berkampanye secara produktif, mengedepankan unsur budaya dan kearifan lokal. Pun siap bekerja sama untuk tidak melakukan politik uang, politisasi SARA, menyebarkan berita HOAX, provokasi dan ujaran kebencian.

Siap bekerja sama dengan aparat POLRI dan TNI, untuk menjaga situasi Kambtibmas yang kondusif, aman dan damai pada pelaksanaan Pemilu 2024 DIY, serta dapat mengendalikan masa pendukung masing-masing dan mendukung sepenuhnya tindakan tegas aparat penegak hukum. Terakhir, siap menerima apapun hasil Pemilu 2024 dengan terbuka dan lapang dada.

Sri Sultan juga ikut memberikan pernyataan terkait harapan dengan sudah diselenggarakannya deklarasi tersebut.

“Harapan saya, isi deklarasi itu dipatuhi saja. Pemerintah mematuhi, KPU, Bawaslu, peserta pemilu juga mematuhi. Yang penting masyarakat tetap nyaman, tenang, dan berpikir jernih untuk menentukan pilihan. Mereka datang ke TPS tanpa khawatir. Bisa menggunakan hak untuk menentukan pilihan,” ungkap Sri Sultan. Selasa(21/11/2023).

Beliau juga memberi tanggapan terkait apakah akan ada sanksi untuk pegawai pemerintah yang bersikap tidak netral saat Pemilu.

“Konsekuensi itu nanti akan kita pikirkan. Jangan sekarang. Yang penting semua bisa melaksanakan dan konsisten untuk memegang kesepakatan kita bersama. Mari kita saling bekerja sama, sehingga Pemilu 2024 dapat menjadi bukti bahwa masyarakat telah kian cerdas dalam berpolitik, sekaligus menjadi perayaan atas kedewasaan kita sebagai Bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu Mohammad Najib selaku Ketua Bawaslu mengatakan jika momen ini menjadi kegiatan kolaboratif antara Polda DIY, Kesbangpol hingga Bawaslu DIY.

Ia mengungkapkan bahwa Pemilu Damai ini bisa terwujud dengan terlibatnya banyak pihak, jadi tak hanya penyelenggara pemilu serta pemerintah daerah.

“Kami ingin Jogja ini sebagaimana jargonnya berhati nyaman. Banyak orang yang kemudian khawatir, waswas ketika masa kampanye di Jogja. Takut kekerasan terjadi, perampasan terjadi, intimidasi terjadi, dan itu terjadi. Kami ingin ada perubahan. Jadi situasi yang terjadi di pemilu yang lalu tidak terjadi pada tahun ini,” tutur Najib.

Usai pelaksanaan Deklarasi Pemilu Damai Tahun 2024 ini, Gubernur DIY pun melakukan flag off pelepasan Kirab Budaya Yogyakarta Pengawasan Pemilu Damai 2024 menuju titik 0.

Kirab tersebut diikuti oleh Bregada Rakyat Mataram, Bawaslu DIY, Bawaslu Kota Yogyakarta, Bawaslu Sleman, Duta Keistimewaan, Bawaslu Bantul, Bawaslu Kulon Progo, Bawaslu Gunungkidul, dan Marching Band STPN dengan jumlah sekitar 400 orang.

Kirab tersebut pun menjadi salah satu bentuk komitmen Bawaslu DIY untuk mendorong situasi yang lebih damai di Jogja menjelang Pemilu 2024.(*)

Penulis : AWPP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *