INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Taman Budaya Yogyakarta (TBY) menggelar ‘Pasar Kreatif Laris Manis’ Sabtu(25/11), di lapangan eks kampus Stieker, pada tanggal 24-26 November 2023. Kegiatan ini jadi ajang srawung para seniman Jogja sembari berdagang aneka produk krearif dan ragam kuliner.
Sekitar 84 tenant digelar oleh para seniman. di lapangan eks kampus Stieker Jogja. Pasar Kreatif Laris Manis disebut tidak hanya menjadi ajang berniaga, tetapi juga untuk berbagi ilmu. Melibatkan seniman dari pegiat seni rupa dalam acara ini. Mereka diajak untuk berdagang sambil memberi edukasi kepada para pengunjung yang datang ke tenannya.
Kepala TBY, Purwiati mengatakan kegiatan Pasar Kreatif Laris Manis ini sebagai upaya untuk memanfaatkan aset milik Pemda DIY. Lapangan itu selama ini kosong dan jarang dipakai. Sehingga adanya acara di TBY, harapannya aset itu bisa memberikan hasil maksimal kepada masyarakat seni.
“Lahan ini cukup representatif untuk kegiatan sosial dan masyarakat. Kemudian kami menginisiasi acara ini dengan segmen seni rupa agar mereka bisa memajang karya dan memamerkan kreativitas agar bisa dinikmati masyarakat,” katanya.
Purwiati menambahkan seniman mengisi mini lokakarya. Dengan demikian masyarakat yang berkunjung nantinya bisa merasakan interaksi yang tidak biasa dalam acara ini.
“Jadi bukan hanya pameran atau berjualan tapi mereka juga bisa berperan aktif untuk kegiatan-kegiatan ini,” jelasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, menegaskan optimalisasi pemanfaatan aset yang dihibahkan ke dinasnya. Oleh sebab itu, pihaknya mendukung pelaksanaan kegiatan seni budaya yang relevan di aset milik Pemprov DIY.
“Kami bersyukur bawa pemanfaatan aset bisa memberikan manfaat. Laris Manis tidak hanya wujud materi tapi bagaimana bisa mewujudkan silaturahmi antara seniman dan masyarakat atau antar sesama seniman. Ini merupakan buah karya kami dan wujud kebersamaan. Sehingga tema khusus dari, oleh dan untuk seniman jadi hal yang berbeda dengan pasar lainnya,” ucapnya.
Dian pun berharap kegiatan ini bisa menjadi proyek rintisan untuk dilanjutkan pada tahun selanjutnya. Panitia dan TBY kedepan bisa mengevaluasi apa saja acara yang perlu dimasukkan atau dikurangi dalam agenda yang akan datang.
Dengan demikian, penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan seniman dan budayawan tidak melulu berupa karya atau orientasi niaga.
“Agendanya cukup banyak diharapkan bisa jadi proyek rintisan, untuk semakin menguatkan ekosistem seni dan budaya di Jogja. Acara ini jangan hanya diapresiasi dalam bentuk niaga tapi perlu juga mengapresiasi tokoh seni dan budaya yang berpartisipasi dalam acara ini. Mari ajak keluarga dan masyarakat untuk berkunjung agar acara ini berkelanjutan,” katanya.
Panitia penyelenggara Pasar Kreatif Laris Manis, Ari Wulu, mencermati geliat keseharian dari para pelaku budaya di Jogja yang menurutnya juga merupakan pekerja kreatif dan seniman. Mereka terus bergerak dan berkembang secara aktif dan dinamis, hingga kemudian membutuhkan wadah yang mampu menampung kebutuhan akan isu-isu strategis, salah satunya adalah hal terkait dengan kesejahteraan para pelaku seni budaya itu sendiri.
“Memiliki latar belakang seni itulah, dengan tetap berbudi-akal-pikiran jernih, semua pihak saling nyengkuyung untuk tetap berdaya-upaya, termasuk di dalamnya adalah pihak Pemerintah Provinsi DIY melalui Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) DIY dan Taman Budaya Yogyakarta, kami mewujudkan sebuah pasar kreatif ataupun pasar seni guna mengakomodasi kebutuhan para pelaku seni budaya di Jogja,” paparnya.(*)
Penulis: Fatimah Purwoko