INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tegaskan komitmennya meneguhkan keistimewaan. Salah satunya mengurangi polusi dari emisi kendaraan di Sumbu Filosofi dengan memberikan becak kayuh berpenggerak listrik.
Wakil Gubernur DIY Paku Alam X becak kayuh merupakan salah satu ikon Jogja, sebab merupakan bagian tak terpisahkan dari nostalgia tentang Kota Istimewa. Yo
“Agar tetap hidup, tradisi atau budaya tidak boleh stagnan. Ada dinamika zaman yang harus diikuti, tanpa menghilangkan esensi tradisi atau budaya dimaksud. Ada pula kewajiban untuk “memanusiakan manusia” yang harus terus diupayakan, terlebih karena ini sudah menjadi komitmen jangka panjang DIY,” ujarnya membacakan sambutan Gubernur DIY Hamengku Buwono X, Sabtu(22/12/2023).
Untuk itu, Paku Alam mengapresiasi diluncurkannya becak kayuh dengan tenaga alternatif berpenggerak listrik. Sekaligus sarana prasarana pendukungnya pada saat peluncuran.
“Apresiasi terutama kepada Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY, atas keseriusan dalam membangun prototype becak yang paling layak dari segi teknis, yang tentunya juga secara langsung maupun tidak langsung turut mempengaruhi kelayakan segi non-teknis,” ujarnya.
Paku Alam juga mengucapkan terima kasih, bahwa BPTTG DIY, Dinas Perhubungan, serta pihak-pihak lain yang telah turut berkontribusi. Atas kesediaannya untuk urun pikir, urun tenaga, dan urun sumber daya, dalam menemukan solusi atas isu terkait becak kayuh serta isu penurunan emisi di DIY.
“Saya berharap, agar segala bentuk urunan tadi tidak berhenti sampai di sini saja. Sebab, kita semua tentu paham, bahwa inovasi. Apa pun itu wujudnya. Dalam implementasinya bisa dipastikan akan membutuhkan berbagai penyesuaian dan penyempurnaan. Penyesuaian dan penyempurnaan bahkan merupakan keniscayaan, jika kita ingin memastikan bahwa inovasi dimaksud dapat tepat guna dan tepat manfaat,” sebutnya.

Lebih lanjut Paku Alam bilang, terlepas dari capaian bersama itu, pemberian bantuan becak kayuh bertenaga listrik adalah momentum milestone awal. Satu dari sekian banyak milestone yang harus kita catatkan, demi menjadikan transportasi DIY yang lebih ramah bagi lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
“Serta yang sekaligus dapat mempertegas karakter yang selama ini telah melekat dan menjadi bagian dari jati diri DIY,” tandasnya.
Kepala Dishub DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan, dalam peluncuran perdananya, ada 50 unit bantuan becak kayu berpenggerak listrik. Sebagai dukungan, Dishub DIY juga menyediakan fasilitas charging station yang jumlahnya ditargetkan bertambah.
“Tapi target sekitar 400, bertahap tidak sekaligus. Sambil menyusun, ini juga ada koperasi ini tidak serta merta kami lepas tapi kami lakukan pendampingan dan pembinaan,” katanya.
Made juga berharap, kawasan Sumbu Filosofi akan bebas polusi sesuai UU Keistimewaan DIY. Ke depan, Dishub DIY pun akan terus memberikan edukasi pada pebentor atau penyedia jasa becak motor.
“Dia tidak masuk kategori apapun, motor bukan, becak bukan. Jadi kami tertibkan semua. Kalau ditertibkan harus ada solusi. Inilah pilihannya.Kami sudah berdiskusi lama,” bebernya.
Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Alfian Nurrizal turut mengapresiasi migrasi bentor ke becak kayuh dengan penggerak listrik.
“Kami berterima kasih, Pemerintah DIY melakukan mitigasi yang tentunya ramah lingkungan. Perlu kami dukung dan kami juga memberikan legalitas UU Keistimewaan dan transportasi. Semoga ke depan DIY memang akan jadi zona ramah lingkungan. Zero polusi,” pungkasnya.(*)
Penulis: Fatimah Purwoko/Elis