INTENS PLUS – JAKARTA. Netanyahu tolak kedaulatan Palestina, terhitung sudah 93 hari Israel melancarkan serangan militer ke Jalur Gaza yang meluas ke Tepi Barat. Genosida yang dilakukan oleh negara Zionis itu telah mewaskan 24.927 jiwa dengan dalih pembersihan kelompok pejuang Kemerdekaan Palestina, Hamas.
Al Jazeera menuliskan, sebanyak 24.927 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 62.300 orang terluka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina.
Selain itu, setidaknya total 93 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dan Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), sebanyak 86 jurnalis Palestina, 3 jurnalis Lebanon, dan 4 jurnalis Israel telah terbunuh.
Serangan Israel yang meluas ke Tepi Barat pun melaporkan, tercatat 369 warga Palestina telah terbunuh di sana sejak 7 Oktober 2023.
Badan PBB untuk Perempuan memperingatkan adanya trauma generasi pada warga Palestina. Menurut catatan, ada dua ibu terbunuh setiap jam dalam perang Israel di Gaza.
Selain itu, dilaporkan bahwa mayoritas korban jiwa dalam serangan Israel di Gaza merupakan kelompok anak dan perempuan.
Laporan PBB pun mengatakan Israel hanya menyetujui tujuh dari 29 misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza utara pada paruh pertama bulan Januari dan menolak 95 persen upaya pengiriman bahan bakar dan obat-obatan ke wilayah tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak desakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengenai kedaulatan Palestina di masa depan.
Hal tersebut disampaikan Netanyahu saat kedua pemimpin negara itu melakukan panggilan telepon pada Jumat (19/1/2024).
“Dalam percakapannya dengan Presiden Biden, Perdana Menteri Netanyahu menegaskan kembali kebijakannya setelah Hamas dihancurkan, Israel harus mempertahankan kontrol keamanan atas Gaza untuk memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel, sebuah syarat yang bertentangan dengan tuntutan kedaulatan Palestina,” demikian keterangan resmi kantor Netanyahu, mengutip AFP, Minggu (21/1/2024).

Sementara itu, pada hari Kamis (19/1/2024) Netanyahu menolak kedaulatan Palestina untuk menguasai wilayah Tepi Barat, dengan mengatakan hal itu tidak sesuai dengan kebutuhan Israel untuk memiliki kontrol keamanan atas semua wilayah di sebelah barat Sungai Yordan.
Sedangkan, Biden mengklaim ada peluang Netanyahu bisa menyetujui solusi dua negara, yang dipandang selama beberapa dekade oleh para diplomat sebagai cara terbaik untuk membawa perdamaian ke Timur Tengah.
“Ada beberapa jenis solusi dua negara. Ada sejumlah negara yang merupakan anggota PBB yang … tidak memiliki militer sendiri,” kata Biden kepada para wartawan setelah sebuah acara di Gedung Putih.
Seorang pejabat senior Hamas pada hari Sabtu menepis komentar Biden tentang kemungkinan Israel menyetujui pembentukan negara Palestina.
“Ilusi, bahwa Biden berkhotbah tentang negara Palestina dan karakteristiknya tidak membodohi rakyat kami,” kata Izzat al-Rishq, anggota biro politik kelompok Islamis itu, dalam sebuah pernyataan.
“Biden adalah mitra penuh dalam perang genosida dan rakyat kami tidak mengharapkan hal yang baik darinya,” imbuhnya.
Di tengah kemelut, nyatanya Israel masih melancarkan agresi ke wilayah Gaza. Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza, Palestina mencatat total korban tewas akibat serangan Israel ke Gaza mencapai 24.927 jiwa hingga Sabtu (20/1/2024).
Sedikitnya 165 orang tewas dalam 24 jam terakhir. Sementara 62.388 lainnya terluka sejak agresi Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu.(*)
Penulis: Fatimah Purwoko