Headline Jabar Politik

Salam 4 Jari, Kang Emil: Dalam Demokrasi Itu Boleh Saja

INTENS PLUS – BANDUNG. Gerakan salam 4 jari viral di media sosial Instagram dan X, dulunya Twitter. Diinisiasi oleh Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia John Muhammad, gerakan ini merupakan bentuk ekspresi untuk memilih selain paslon Pilpres 2024 nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menanggapi munculnya salam 4 jari ini, Ketua TKD Prabowo-Gibran Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, gerakan tersebut adalah sebuah ekspresi kreativitas dalam demokrasi.

“Dalam demokrasi kreativitas itu boleh-boleh saja. Mau kampanyenya joget, mau bikin lambang tangan, mau bikin simbol grafis, silakan saja,” ujar Kang Emil, sapaan akrabnya di Bandung, Selasa (30/1/2024).

Kang Emil ini memastikan, gerakan ‘salam 4 jari’ tidak mengganggu elektabilitas Prabowo-Gibran khususnya di Jawa Barat. Dia memastikan, paslon nomor urut 2 itu masih berada di urutan terdepan dan meyakini bisa memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.

“Kami di TKD mewakili TKN per hari ini berdasarkan angka-angka, masih meyakini bisa (menang) sekali putaran. Jadi tidak terlalu mempermasalahkan, mau bentuk apapun itu ekspresi bentuk kreativitas,” ungkapnya.

Narasi yang beredar di media sosial menyebutkan, gerakan ‘salam 4 jari’ mengajak masyarakat tak memilih paslon nomor urut 2 Prabowo – Gibran. Dilihat di media sosial, Sabtu (27/1/2024), gerakan ini mengajak masyarakat memilih antara Anies-Cak Imin atau Ganjar-Mahfud.

Dinarasikan pula bahwa gerakan empat jari mencerminkan sila keempat yang berarti kerakyatan dipimpin oleh dan untuk rakyat melalui mufakat dan demokrasi. Di samping itu, simbol empat jari menggambarkan asa kekuatan politik baru melawan politik dinasti.

Sebelumnya, Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia John Muhammad menyebut gerakan yang digawanginya bukan ‘pesanan’.

“Gerakan ini tidak ada atas permintaan dari paslon 1 atau 3. Ini murni kegelisahan kami, dan sejak awal posisi kami sudah begitu,” kata John Muhammad, Senin (29/1/2024).

John membeberkan sejumlah alasannya memutuskan untuk berkampanye gerakan salam 4 jari. Pertama, gerakan itu meyakini paslon nomor urut 2 tidak layak dipilih.

Kedua, masyarakat sipil menurutnya menyadari untuk mengalahkan paslon nomor urut 2 diperlukan solidaritas rakyat yang lebih besar dari sekadar gabungan Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud.

Ketiga, ia sadar semakin besarnya potensi untuk memaksakan kemenangan satu putaran bagi paslon nomor urut 2. Keempat, ia juga menyoroti banyaknya invisible hands yang tak menghendaki terbentuknya koalisi antara paslon 1 dan 3 apabila Pilpres 2024 terjadi dalam dua putaran.

“Dan yang saya tangkap dari gerakan ini, ada kesadaran bahasa kami itu lebih ingin paslon 2 kalah ketimbang misalnya siapa yang menang antara paslon 1 dan 3,” kata dia.

John juga menjelaskan makna simbol salam 4 jari. Pertama, 4 jari menunjukkan gabungan paslon 1 dan 3.

Kedua, selaras dengan sila keempat Pancasila. Ketiga, kode internasional untuk tanda bahaya dan atau meminta pertolongan. Keempat, simbol asa kekuatan politik baru yang lebih progresif melawan oligarki dan politik dinasti.

Dalam seruan itu, John juga meminta agar masyarakat tidak golput pada Pilpres 2024. Ia meminta masyarakat memilih antara paslon 1 dan 3 serta menyuarakan aspirasi dan tuntutan alias tidak memberi kedua paslon tersebut dengan cek kosong.

“Tampilkan simbol empat jari kita dalam berbagai momen dan media,” ujarnya.

Gerakan salam 4 jari pun terpantau diikuti oleh sejumlah warganet yang ikut mengunggah Twibbon foto mereka disandingkan dengan lambang 4 jari yang dibubuhi keterangan ‘Satu tiga tambah kita’ dan disertai tagar #BukanPrabowoGibran.(*)

Penulis: Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *