Headline Nasional Politik

Pungkasan Kampanye: Anies JIS, Prabowo GBK, Ganjar Jaga Kandang Banteng

INTENS PLUS – JAKARTA. Hari ini merupakan pungkasan atau terkahir kampanye Pemilu dan Pilpres 2024. Sebab mulai besok, Minggu (11/2/2024), akan masuk masa tenang sebelum akhirnya tiba pesta demokrasi dengan pencoblosan pada 14 Februari 2024.

Dua pasangan Pilpres 2024, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, memilih menggelar kampanye pamungkas di Jakarta. Sementara Ganjar Pranowo-Mahfud MD menutup masa kampanye di Jawa Tengah. Analis komunikasi politik menyebut lokasi-lokasi tersebut memiliki makna simbolik.

Anies mempertahankan loyalisnya di Jakarta lewat warisan Jakarta International Stadium (JIS) semasa menjabat gubernur Jakarta.

Prabowo menggunakan Gelora Bung Karno (GBK) seperti yang dilakukan pernah dilakukan oleh Joko Widodo (Jokowi). Menegaskan, jika nantinya dia akan melanjutkan program pemerintahan yang telah berjalan dengan baik.

Sementara itu, Ganjar dan timnya sedang disebut tengah berusaha menjaga ‘kandang banteng’ di Simpang Lima Semarang.

Kampanye terbuka, seperti halnya yang sudah-sudah dan hampir terjadi di negara berkembang akan ditandai dengan aktivitas panggung dan diwarnai hiburan musik dan joget bersama.

Dikutib dari BBC Indonesia, pengamat politik dari BRIN, Aisah Putri Budiarti menjelaskan, pada tahap ini sebelum mengetahui hasil pemilu nanti, dan sebagai titik akhir, maka kampanye riang gembira menjadi cara bagi capres-cawapres untuk berterima kasih kepada seluruh pendukungnya selama ini.

“Di luar itu, ada simbolik bahwa pemilu adalah kegembiraan demokrasi sehingga acara musik menghibur rakyat menjadi bagian dari upaya memaknai itu,” kata Puput sapaan Aisah Putri Budiarti. Sabtu(10/2/2024)

Namun, di balik itu juga terdapat upaya pembuktian masing-masing kandidat dalam mengumpulkan massa besar yang bisa menunjukan siapa yang memiliki pendukung besar.

“Dan secara psikologis akan mempengaruhi pandangan pemilih tentang mampu atau tidaknya menang pemilu,” tambah Puput.

Ia menambahkan kampanye akbar juga berdampak pada keyakinan pemilih terhadap peluang jagoannya untuk menang.

“Oleh karena itu, capres-cawapres memilih berkampanye di tempat yang besar [dapat mengumpulkan massa masif] dan di wilayah yang merupakan basis massa pendukungnya,” katanya.

Berdasarkan sejumlah jajak pendapat yang dilakukan sejumlah lembaga survei menunjukkan masih adanya pemilih bimbang atau undecided voters. Angkanya di kisaran 3,1 – 8,5%.

Menurut Pengamat politik dari Universitas Padjajaran, Firman Manan, karakter pemilih bimbang ini baru akan tergerak memiliki setelah memperoleh informasi terakhir mengenai para kandidat.

Oleh karena itu, dalam kampanye akbar perlu ada ‘kejutan’ yang tak biasa dari masing-masing paslon untuk menarik simpati pemilih bimbang.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *