Politik Sorotan

Cerita Duka Anggota KPPS Usai Pesta Demokrasi

INTENS PLUS – JAKARTA. Cerita duka usai pesta demokrasi datang dari sejumlah anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS). Sebanyak 13 KPPS meninggal, ada anggota yang sampai keguguran, hingga diteror keluarga calon legislatif (caleg).

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin buka suara terkait adanya 13 anggota KPPS yang meninggal dunia. Budi bilang, petugas KPPS yang meninggal tersebut sudah berusia lanjut.

“Iya yang 13 itu memang banyak yang tua,” sebutnya diwawancarai  di RSUD Al Ihsan, Baleendah, Jumat (16/2/2024).

Kendati tetap merupakan kabar duka, kata Budi, kematian anggota KPPS pada Pemilu Serentak 2024 menurun dari pemilu sebelumnya yang jumlahnya mencapai ratusan orang.

“Tapi turun dari tahun 2019 kemarin, lebih dari 200 orang,” katanya.

Dia berharap peristiwa tersebut bisa menjadi pelajaran bagi para petugas. Sehingga tidak terulang kembali.

“Jadi mudah-mudahan tidak ada lagi kejadian kaya gini,” sebutnya.

Cerita duka lainnya, datang dari anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 5, Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Anggota KPPS bernama Silviana mengalami keguguran satu hari setelah hari pemungutan suara, Kamis (15/2/2024). Kini, dia tengah dirawat di dirawat di Rumah Sakit Wijaya Kuningan.

Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Garawangi Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) Asep Iskandar mengatakan pihaknya baru menerima informasi tersebut pada Kamis malam.

“Kami baru dapat kabar itu jam 20.00 WIB tadi malam dari petugas KPPS-nya. Hari ini kita telusuri,” ucap Asep, Jumat (16/2/2024) pagi.

Pihaknya juga akan meminta keterangan dari pihak keluarga Silviana. Pasalnya, pihak PPK Garawangi sendiri tidak mengetahui jika Silviana tengah mengandung, pun soal usia kandungannya.

Menurut Asep, Silviana tidak melapor ketika tengah melakukan pemeriksaan kesehatan.

Ia mengaku terkejut mengetahui informasi adanya anggota KPPS yang mengalami keguguran hingga dilaporkan ke rumah sakit.

“Kita telusuri hari ini, karena kita belum mengetahui usia kandungan yang bersangkutan, sejak awal mendaftar hingga proses berlangsung, tidak melaporkan,” kata Asep.

Sementara itu, seorang anggota KPPS di tempat pemungutan suara (TPS) 23 RT 031 Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Jambi, dianiaya oleh suami seorang caleg.

Dikabarkan, seorang suami itu mengamuk karena tidak terima istrinya yang maju sebagai (caleg) hanya mendapat 3 suara.

Berdasarkan keterangan seorang anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang enggan disebut namanya, peristiwa bermula saat suami caleg tersebut mendatangi TPS.

Suami caleg itu lantas ribut dengan ketua RT. Keributan tersebut coba dilerai oleh seorang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).

Akibat keributan tersebut, ketua RT menderita luka di kepala dan mendapat 30 jahitan.

“Untuk KPPS yang luka dan patah tangan bernama Hariyanto, petugas TPS 23 nomor 7. Saat ini tidak dirawat di rumah sakit, hanya istirahat di rumah,” ujarnya.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *