INTENS PLUS – WINOSOBO. Tak perlu ke Cappadocia, Turki untuk menikmati indahnya langit dengan tebaran balon udara. Sebab di Wonosobo, Jawa Tengah ada tradisi menerbangkan balon tiap Lebaran.
Meskipun belum ada sumber sejarah yang pasti, diperkirakan tradisi menerbangkan balon ini sudah dilakukan warga Wonosobo sejak tahun 1930.
Kabid Pemasaran Disparbud Wonosobo, Sri Fatonah Werdiyati Ismangil menjelaslan, festival balon sendiri merupakan event unggulan Wonosobo yang digemari semua kalangan, baik masyarakat lokal maupun luar daerah.
”Selain Festival Balon, dalam Puncak Festival Mudik ini juga digelar festival kuliner dan pertunjukan seni budaya,” kata Fatonah dalam keterangan resminya. Sabtu (13/4/2024).
Dia menambahkan, jika pada tahun 2023 festival balon digelar di delapan lokasi, tahun ini dikembangkan pada 14 lokasi meliputi di Desa Kembaran Kalikajar, Desa Simbang Kalikajar, Lamuk Kalikajar, Reco Kertek, Karangluhur Kertek, Candiyasan Kertek, Bojasari Kertek, Wringinanom Kertek. Selanjutnya, Semayu Selomerto, Jaraksari Wonosobo, Sambek, Gondang Watumalang, Mudal Mojotengah dan puncaknya di Alun-Alun Wonosobo.
Khusus Puncak Festival Mudik yang digelar di Alun-Alun Wonosobo, target balon yang akan ‘Mumbul Bareng’ (istilah penerbangan balon secara bersama-sama dengan ditambatkan) yaitu 40 balon.
”Balon-balon ini akan dinaikkan sejak pukul 06.00 sampaikan kurang lebih pukul 09.00 WIB. Mengapa dinaikkan di pagi hari, karena di saat itulah waktu terbaik bagi balon raksasa setinggi 7 meter dan berdiameter 3-4 meter ini terbang karena angin masih stabil,” bebernya.
Fatonah pun menjabarkan motif dan teknik pembuatan balon khas Wonosobo. Dipaparkannya, balon-balon ini terbuat dari kertas dengan motif-motif khas Wonosobo yang sangat bervariasi dan warna-warna yang kontras.
Setiap balon tradisional diisi dengan udara melalui metode pengasapan yang dihasilkan dari pembakaran batok kelapa di tungku bekas kaleng biskuit kurang lebih selama 30 menit oleh kurang lebih 5-7 orang dengan sangat kompak.
Setiap balon yang dibuat, lanjut dia, melalui proses yang rumit memerlukan waktu pembuatan rata-rata dua minggu hingga satu bulan lamanya.
”Nantinya balon-balon tersebut akan dinaikkan setinggi rata-rata 75-150 meter dan tidak boleh dilepas. Balon akan diturunkan jika sudah mulai kehabisan udara dan akan diasapi lagi jika masih memungkinkan cuacanya untuk dinaikkan kembali,” imbuhnya.
Tahun 2024 ini, Festival Balon Wonosobo digelar selama 10 hari, yakni Mulai Kamis (11/4/2024) hingga Minggu (21/4/2024).
Festival Balon Kembaran (11-14 April)
Festival Balon Semayu (12 April)
Festival Balon Karangluhur (13-14 April)
Festival Balon Lamuk (13-14 April)
Festival Balon Kaliasem (14-15 April)
Festival Balon Jaraksari (16 April)
Festival Balon Simbang (12-16 April)
Festival Balon Mudal (17 April)
Festival Balon Reco (16-17 April)
Festival Balon Sambek (18-19 April)
Festival Balon Anshor/Bojasari Siyono (14-15 April)
Festival Balon Anshor/Candiyasan (18-19 April)
Festival Balon Wringinanom (20 April)
Puncak Festival 21 April di Alun-alun Wonosobo Jika ingin berkunjung ke Festival Balon Wonosobo, maka wisatawan diimbau sudah ada di lokasi pada pagi hari sebelum pukul 06.00 WIB. Balon akan mengudara hingga pukul 08.00 WIB atau 09.00 WIB.
Sebagai info, balon yang terbang di udara juga tidak bisa dinaiki, melainkan hanya bisa disaksikan dari bawah atau diabadikan melalui drone.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Headline
Jateng
Nikmati Balon Udara Tak Perlu ke Cappadocia, Wonosobo Saja
- by Redaksi
- 13/04/2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 272 Views

Berita Terkait ...
