INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mencacat terjadinya lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2024. Masyarakat diminta untuk menerapkan 3M, akronim dari menguras, menutup, mengubur barang yang berpotensi jadi tempat berkembangnya jentik nyamuk Aedes.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr Lana Unwanah, membeberkan bahwa DBD adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini juga tergolong rentan muncul di musim pancaroba.
Saat memasuki musim hujan, suhu udara yang turun menyebabkan lingkungan menjadi lebih lembab. Genangan air pun terbentuk di mana-mana akibat hujan.
“Kondisi ini yang menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes untuk berkembang biak. Akibatnya, penularan DBD pun lebih mudah terjadi di musim ini,” sebutnya. Kamis(9/5/2024).

Oleh sebab itu, dr Lana meminta masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Harapannya di masing-masing keluarga ada juru pemantau jentik di bak mandi, dan tempat tertentu yang kadang tidak terpikirkan. Intinya 3M harus digalakkan di semua rumah,” ujarnya.
Dr Lana pun mencatat, DBD di Kota Yogyakarta hampir 100 kasus pada Mei 2024.
“Terdapat 99 kasus DBD sejak Januari 2024 hingga sekarang, sementara tahun 2023 terdapat 86 kasus. Relatif merata di semua usia. Tidak ada kematian,” paparnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko/Elis