INTENS PLUS – PADANG. Pihak keluarga Aldelia Rahma (11), siswi SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), menuntut pihak sekolah yang dianggap lalai. Berdasar keterangan Aldelia, dia meminta untuk membakar sampah tapi tanpa pengawasan dari wali kelasnya. Ditambah pula, peristiwa terjadi pada jam dan di lingkungan sekolah.
Mengutip dari Kumparan, pihak keluarga meyakini keterangan yang diberikan oleh Aldelia. Lantaran kakak sepupu Aldelia yang bernama Media Madona sempat bertanya kronologi terjadinya peristiwa.
Madona bilang, adik sepupunya terbakar lantaran dijahili oleh temannya, saat Aldelia diminta wali kelasnya membakar sampah. Teman Aldelia menyiramkan cairan yang dimungkinkan adalah pertalite ke tubuh Aldelia. Api dari pembakaran sampah kemudian menyambar tubuh Aldelia.
“Kami sejauh ini sudah membuat laporan ke polres. Laporan dibuat sehari sebelum Aldelia meninggal,” ujar Madona, Jumat (24/5/2024).
Akibat kelalaian sekolah itu, Aldelia mengalami luka bakar 80%. Selain itu, Aldelia juga sempat mengalami gizi buruk setelah mendapatkan perawatan di RSUP M Djamil Padang. Sampai akhirnya, dia menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (21/5).
“Kami dari awal sudah tidak senang. Kejadian di jam sekolah dan di lingkungan sekolah,” ujar Madona.
Rasa geram keluarga Aldelia terhadap sekolah juga berkaitan dengan keterangan yang berbeda. Sebab sekolah seolah menutupi kejadian yang sebenarnya.
“Awalnya kejadian ini berbeda versi guru dengan cerita Aldelia,” ungkap Madona.
Aldelia, kata Madona, memang kerap mengalami perundungan dadi temannya yang menyiramkan pertalite di hari kejadian. Namun selama ini guru dan wali kelas Aldelia yang dinilai keluarga terlalu abai.
“Aldelia selama ini sering dibully oleh anak ini. Ketahuan setelah Aldelia cerita ke kakaknya. Sering ditendang, ditempeleng, didorong,” beber Madona.
Setiap Aldelia mengadu ke guru, menurut Madona, wali kelas malah memarahi Aldelia karena berteman dengan laki-laki. Padahal, Madona menilai, ssharusnya selama di sekolah tak ada bedanya pertemanan dengan laki-laki atau perempuan.
“Sama semua. Tergantung anak ini. Memang anak ini jahil. Sebenarnya anak ini kalau ditegur sama guru, pasti berhenti jahil,” sesal Madona.
Madona mengungkapkan, awalnya pihak keluarga mendapat cerita bahwa kejadian ini terjadi tanpa disengaja. Menurut penuturan guru kepada keluarga, api menyambar Aldelia karena botol berisi minyak tanah yang ada di dekat bakaran tumpukan sampai meledak.
“Gurunya menuduh kenapa main api di belakang sekolah,” kata Madona.
Dalam keyakinan keluarga berdasar keterangan Aldelia saat masih dirawat di RSUD Lubuk Basung, Aldelia sempat mengaku disiram pertalite oleh temannya. Awalnya Aldelia yang sedang mengikuti pelajaran olahraga dipanggil oleh guru dan diminta untuk membakar sampah di belakang sekolah.
“Sudah itu datang temannya ini, disiram, lalu terbakar. ‘Ada guru di sana?’ tanya saya. ‘Tidak’, katanya. Saya tanya, ‘Warna hijau minyaknya?’ ‘Iya,’ kata Aldelia. Berarti kalau hijau pertalite. Namun versi guru disebutkan minyak tanah,” papar Madona.
Madona, pun menyebut sekolah sempat berdalih seluruh siswi hanya diminta bersih-bersih di kelas saja. Padahal berdasarkan cerita Aldelia, semua teman sekelasnya diminta bersih-bersih di belakang sekolah karena akan akan kegiatan.
“Karena akan ada kegiatan di sekolah, anak olahraga kelas 4 ini diinstruksikan bakar sampah. Ini tidak ada pengawasan juga dari guru,” sesalnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Headline
Regional
Keluarga Anak Terbakar di Padang Pariaman Tuntut Sekolah Karena Lalai
- by Redaksi
- 24/05/2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 100 Views

Berita Terkait ...
