Pendidikan Sorotan

UGM Beri Edukasi Literasi UKT

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Universitas Gadjah Mada (UGM) beri edukasi dalam upaya literasi uang kuliah tunggal (UKT). Hal ini tidak terlepas dari kebijakan Kementerian Pendidikan Budaya Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang membatalkan kenaikan UKT bagi mahasiswa baru di tahun ini.

Direktur Keuangan UGM, Syaiful Ali, menegaskan bahwa pihaknya akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat.

“Sudah dijelaskan pemerintah, UKT tidak naik,” ujarrnya dalam bincang-bincang di Pojok Bulaksumur. Jumat(31/5/2024).

Diakui Syaiful, sebelumnya UGM merupakan salah satu kampus yang mengusulkan kenaikan UKT. Sebab, kampus ini terakhir kali mengalami kenaikan UKT pada 2018.

“Dari 93 prodi, yang (UKT-nya) naik 60%, yang turun 40%. Rata-rata kenaikan (UKT) adalah 8%. Perlu dipahami juga, bahwa sejak 2018 UKT UGM belum pernah naik. Jadi 6 tahun tidak naik,” bebernya.

Syaiful pun menjelaskan, alasan UGM sempat mengusulkan kenaikan UKT. Hal itu berkaitan dengan devisit yang dialami oleh UGM, sebab penghitungan UKT berdasarkan biaya kuliah tunggal (BKT). Dalam aturan pemerintah, penetapan UKT tidak boleh lebih dari BKT.

“Dalam penghitungan UKT ada BKT. BKT semacam ongkos produksi, kalau dihitung real, selalu ada selisih antara BKT dan UKT. Itu belum mampu ditutup oleh pemerintah. Artinya ada devisit,” ucapnya.

Syaiful lantas menjabarkan, rata-rata devisit UGM mendekati Rp200 miliar per tahun untuk S1 reguler. Sementara UGM telah 5 tahun tidak mengubah UKT.

“Kalau 5 tahun, kami devisit hampir Rp1 triliun. Bayangkan,” lontarnya.

“Itu kami masih bisa membantu fasilitas bagus, itu dari mana dananya. Itu yang perlu diekplorasi. Jadi perlu ada yang dikorbankan misalnya lab rata-rata per klaster 60-80% usianya di atas 5 tahun alat lab kami. Selain itu, alumni juga sangat membantu,” imbuhnya.

Terpisah, mahasiswa UGM menolak adanya kenaikan UKT. Bahkan mereka menggelar aksi dengan berkemah selama 4 hari di depan Gedung Balairung UGM.

Salah satu mahasiswa yang turut dalam aksi adalah Mustafa. Mahasiswa dari Fakultas Ekonomi UGM ini minta agar uang pangkal bagi mahasiswa dicabut.

“Karena sebelumnya nggak ada. Terus kemarin semua yang (masuk golongan UKT) mandiri kena. Masa kami membiarkan uang kampus makin naik,” ujarnya.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko/Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *