Fashion Headline

Antrean Pengunjung Mengular di Pembukaan Toko Busana Perempuan Muslim ‘Merrachi’ di Eropa

INTENS PLUS – JAKARTA. Publik di Eropa tengah dihebohkan oleh antrean yang mengular dalam pembukaan Merrachi di Antwerpen, Belgia. Disebut sebagai modest fashion, busana sederhana yang menekankan kesopanan ini menyasar perempuan Muslim dan non-religius yang merasa tidak nyaman dengan pakaian terbuka.

Melansir dari Vouge, busana sederhana terdiri dari gaun maxi, lengan panjang, bahan kain lapang, dan longgar. Oleh sebab itu, busana sederhana adalah solusi gaya jika ingin keluar rumah dengan pakaian tertutup. Busana ini diperkirakan terinspirasi oleh kepercayaan budaya, agama, atau pribadi. Sebab pakaian ini lebih menutupi kontur tubuh daripada yang terlihat–jadi tidak ada pakaian ketat.

Sememtara melansir dari p-magazine.com, manajer PR Merrachi bernama Yusra mengatakan brand-nya hadir untuk memenuhi kebutuhan semua wanita yang ingin berpakaian modis.

“Kami ingin hadir untuk semua wanita yang ingin berpakaian modis; sehingga mudah untuk berbelanja pakaian sederhana di pusat perbelanjaan biasa, jadi mereka tidak perlu pergi ke tempat atau kota lain khusus untuk itu,” ujar Yusra. Minggu (23/6/2024).

Selain itu, kehadiran Merrachi disebut Yusra memenuhi kebutuhan wanita yang ingin berpenampilan sopan.

“Daripada pelanggan harus membeli beberapa ukuran lebih besar agar muat secara sopan, pakaian tersebut sudah dibuat secara sopan. Kami juga melihat musim seperti sekarang, musim panas. Aksesori musim panas klasik termasuk tas pantai, gaun linen, dan kacamata hitam,” sebutnya.

Sejumlah pengunjung nampak memborong busana produk Merrachi | Foto : Nieuwsblad

Yusrs pun bilang, Merrachi hadir bermula dari kebutuhan di kalangan wanita Muslim akan jilbab dan pakaian berkualitas tinggi dan trendi yang mereka rasa nyaman. Karena jaringan reguler tidak menawarkannya, mereka memutuskan untuk membuatnya sendiri. Sebab, wise fashion, cara berpakaian yang lebih tertutup namun tetap stylish, diciptakan oleh perempuan untuk perempuan.

“Intinya setiap orang harus bisa memakai apa pun yang diinginkannya. Begitu juga dengan sesuatu yang kurang memperlihatkan kulit dan kurang pas,” kata stylist dan influencer modis Zahra di Mediahuis.

“Kalau kaki, pergelangan kaki, atau lengan terlihat, itu masih sederhana. Semua orang menentukan batasnya sendiri.” 

Vlogger, influencer, dan mantan pembawa acara Spot On Nada Merrachi memulai lini pakaian beberapa tahun lalu. Merrachi sekarang menjadi perusahaan yang sukses dan dia menerima DM pujian setiap hari tentang produknya yang ‘modis’.

Pada tahun 1910-an, tren fesyen ini muncul di negara-negara Islam (berpusat di Dubai) dan awalnya menyasar perempuan Muslim yang sadar mode di seluruh dunia, setelah itu tren ini juga menjadi populer di kalangan Yahudi Ortodoks, Hindu, dan Kristen.

Wanita non-religius yang merasa tidak nyaman dengan pakaian yang membuat banyak kulit terekspos juga memilih busana yang sopan. Selain itu, terdapat sekelompok perempuan yang secara sadar memilih busana sopan karena menolak seksualisasi tubuh perempuan yang dilakukan industri fesyen.

Perkembangan seperti gerakan MeToo membuat mereka memperhatikan estetika yang tidak dirancang untuk memenuhi pandangan laki-laki. Busana sederhana menunjukkan dengan jelas bahwa busana pinggul harus ‘telanjang’, serta fakta bahwa sebagian besar busana untuk wanita terutama dirancang oleh laki-laki, yang dengan desainnya memberikan visi khusus laki-laki terhadap tubuh perempuan.

Berkat aspek antar budaya, fashion sederhana menghubungkan perempuan dari agama dan latar belakang budaya yang berbeda, yang saling menemukan di media sosial dengan minat yang sama. Fesyen sederhana dengan cepat menjadi populer melalui influencer. Pada tahun 2020, pendapatan tahunan industri fesyen sederhana diperkirakan mencapai $480 miliar.

Busana sederhana dalam bahasa Inggris sulit untuk diterjemahkan: busana Belanda yang ‘tunduk’ atau ‘tunduk’ tidaklah cukup dan istilah busana ‘menutupi’ atau ‘menyembunyikan’ hanya menutupi sebagian saja. Itulah sebabnya istilah bahasa Inggris digunakan dalam artikel ini.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *