INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Dosen dari Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang berkolaborasi untuk kembangkan program yang dukung ketahanan pangan.
Mereka adalah Julius Galih Prima Negara dan Hadi Sasana yang merancang program bertajuk ‘Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan Terpadu (SIPADU) guna Mendukung Akselerasi Daya Saing Daerah’. Kedua dosen tersebut pun sukses menerima pendanaan pada Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2024.
“Penelitian ini menyoroti masalah pemantauan ketersediaan bahan pangan produksi lokal di Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta yang kerap mengalami surplus, namun ironisnya beberapa kali terjadi kelangkaan karena permintaan tinggi dari masyarakat setempat serta pada akhirnya mempengaruhi stabilitas harga pangan,” ujar Galih pada rilisnya, Rabu(3/7/2024).
Masalah tersebut, kata Galih, jadi salah satu keresahan Pemerintah DIY. Sebab bahan-bahan pangan hasil produksi lokal ini justru lari menuju kabupaten lain penyokong Gunungkidul. Akibatnya, distribusi pangan tersebut juga luput dari pemantauan pemerintah.
Berangkat dari masalah tersebut, riset terapan yang mereka kembangkan kemudian menghasilkan output utama yang disebut SIPADU. Terdapat tiga fungsi utama dari SIPADU.
Pertama, untuk menghitung kuantitas produksi bahan pangan lokal. Kedua, memprediksi pasokan bahan pangan pada saat musim panen. Ketiga, monitoring pergerakan bahan pangan dari satu daerah ke daerah lain yang melibatkan dinas pertanian juga kelompok tani di masing-masing kalurahan.
“Terciptanya SIPADU menjadi bentuk respon dari para akademisi dan sarana bagi pemerintah untuk menjawab tantangan global seperti ketahanan pangan di Indonesia,” tegas Galih.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
