Headline Kesehatan

Kemenkes Bantah Datangkan 6.000 Dokter Asing

INTENS PLUS – JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah isu akan mendatangkan 6.000 dokter asing ke Indonesia.

“Informasi yang beredar seolah Kemenkes akan mendatangkan 6.000 dokter warga negara asing (WNA) adalah juga hoaks,” sebut Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril. Jumat (5/7/2024).

Syahril bilang, dokter asing yang dihadirkan Kemenkes dan jadi perhatian saat ini adalah tim dari Arab Saudi yang bertugas di RS Adam Malik, Medan, Sumatera Utara. Mereka melakukan operasi jantung kompleks untuk menyelamatkan 30 anak di sana.

Kegiatan ini pun, kata Syahril, jadi operasi jantung untuk anak yang pertama kali dilakukan di Sumatera. Sebelumnya, anak dengan diagnosa serupa, harus dirujuk ke Jakarta untuk mendapatkan penanganan. Sehingga menurut Syahril, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kemajuan dunia kesehatan.

“Ini karena memang dokter spesialisnya tidak tersedia di sana,” tutur Syahril. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun telah menjelaskan alasan datangnya dokter asing ke Indonesia.

Budi mengungkapkan, perekrutan dokter asing bertujuan menyelamatkan 6.000 dari 12.000 lebih bayi yang memiliki kelainan jantung bawaan. Dibeberkan, Indonesia sejauh ini hanya memiliki kapasitas melayani 6.000 bayi kelainan jantung per tahun.

“Kalau enggak (cepat ditangani) meninggalnya tinggi. Sampai sekarang kapasitas kita melakukan operasi itu 6.000 per tahun, jadi 6.000 bayi tidak tertangani. Nah, kedatangan dokter asing itu sebenarnya untuk menyelamatkan 6.000 nyawa ini,” jelas Budi.

Budi bilang juga, bayi-bayi dengan kelainan jantung itu harus dioperasi secepat mungkin untuk meminimalkan potensi kematian. Oleh sebab itu, Kemenkes mendatangkan dokter asing. Jadi, bukan karena keahlian dokter di Indonesia tidak mumpuni, melainkan karena kurangnya jumlah tenaga medis. Budi pun menegaskan, dia percaya dokter di dalam negeri tidak kalah saing dengan kehebatan dokter luar negeri.

“Isunya bukan itu. Isunya bukan juga merendahkan kemampuan dokter-dokter kita, enggak. Dokter-dokter kita mampu, masalahnya enggak cukup,” kata dia.

“12.000 ibu-ibu akan sedih kalau bayinya kemudian cacat jantung bawaan. Enggak ada hubungannya dengan kualitas dokter, enggak ada hubungannya dengan kemampuan dokter kita,” imbuhnya.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *