INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Sampah jadi masalah yang belum dapat dituntaskan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprov DIY). Berdasar keprihatinan tersebut, lima orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada menciptakan inovasi EnviroBlock.
EnviroBlock merupakan batako yang dibuat dengan memanfaatkan sampah plastik, sekam, dan limbah oli. Inovasi ini merupakan hasil riset dari Yohanes Mario Putra Bagus, Mohammad Ridwan, Shafa Zahra Aulia, Ratri Dwiyanti, dan Rakha Faiq Muyassar.
Team Leader EnviroBlock, Yohanes Mario Putra Bagus, mengatakan bahwa mereka ingin berkontribusi dalam keprihatinannya terhadap masalah sampah. Khususnya permasalahan sampah di Kota Yogyakarta.
“Kebetulan beberapa tempat penampungan sampah mengalami overload. Jadi kami di sini ingin lebih berkontribusi dalam penanganan sampah. Kami berpikir, bagaimana permasalahan tersebut justru dapat menjadi ladang bisnis berkelanjutan,” lontarnya pada wartawan, Senin (8/7/2024).
Dalam pembuatan EnviroBlock, kata Mario, mereka telah menggunakan komposisi baku. Terdiri dari adukan semen dan pasir 1:6, sampah plastik 25% terhadap 20% pasir, sekam padi 10%, oli 1-3%. Produk yang dihasilkan, terdiri dari batako struktural dan loster.
“Kebanyakan, konsumen memanfaatkan batako kami untuk bangunan arsitektural semisal tembok atau pagar rumah. Jadi mayoritas untuk bangunan bagian depan rumah,” paparnya.
Mario pun mengungkap, batako inovasinya memiliki ketahanan terhadap gempa bumi. Berdasar penelitian timnya, kata Mario, batako EnviroBlock dapat mengurangi dampak kerusakan akibat gempa bumi melalui inovasi interlocking. Batako ini disebut mampu menahan gaya lateral.
“Batako pada umumnya kuat di daya aksial. Kami di sini ingin mengetahui kelemahan dari batako di pasaran. Kami kembangkan sehingga kami menemukan, interlocking ini jadi suatu metode yang tepat untuk pengembangan batako, di samping keberlanjutan lingkungan,” jelasnya.
Terkait dengan kualitas, Mario menyebut timnya tengah melakukan uji coba mendalam terhadap ketahanan batako EnviroBlock.
“Kualitas, kami akan menguji dari daya tekan, daya kuat, kelembaban dan juga parameter lainnya sesuai yang telah ditetapkan oleh SNI,” ucapnya.
Shafa Zahra Aulia menambahkan, batako EnviroBlock telah diproduksi sejak Mei 2024. Dalam sehari, mereka mampu membuat 120 buah batako. Kini, setidaknya telah 145 pak batako yang mereka produksi.
“Kami juga memberdayakan tenaga lain berupa karyawan partime,” ucapnya.
Terkait dengan pemasaran, Shafa mengungkap bahwa mereka berhasil memasarkan 90% hasil produksinya. Selain itu, mereka telah membuat kesepakatan jual beli dengan beberapa konsumen.
“Pasar kami sudah 90% dari total produksi, 135 pak. Kami juga sudah MoU tinggal kirimkan ke konsumen. Harga mematok per unit Rp5.300 per buah,” tandasnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko/Elis
Internasional
Pendidikan
Mahasiswa UGM Inovasikan Sampah Plastik, Sekam, dan Oli jadi Batako Tahan Gempa
- by Redaksi
- 08/07/2024
- 0 Comments
- 1 minute read
- 110 Views

Berita Terkait ...
