Ekonomi Jabar Sorotan

Gibran Uji Coba Makan Gratis, Tampik Anggaran Dipotong Jadi Rp7.500

INTENS PLUS – JAKARTA. Gibran Rakabuming Raka, memanfaatkan momentum HAN dengan menggelar uji coba program makan gratis di Bogor, Jawa Barat (23/7). Dalam kesempatan ini, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menampik pemangkasan anggaran makan gratis dari Rp15.000 jadi Rp7.500.

Gibran memimpin langsung uji coba itu di SDN Sentul 002 dan 003. Makanan yang disediakan memiliki anggaran Rp14.900 per porsi. Gibran mengatakan, besaran anggaran per porsi mungkin tidak jauh dari range tersebut. Sehingga dipastikan, negara tidak terlalu irit demi visi melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Melalui kegiatan tersebut, eks Wali Kota Solo itu sekaligus mengklarifikasi isu yang digulirkan seorang ekonom yang menyebut jatah anggaran dipangkas menjadi Rp7.500 per porsi.

“Untuk menu hari ini harganya Rp14.900 sudah termasuk ayam, nasi, sayur, buah-buahan, sama susu. Ini sekaligus mengklarifikasi bahwa anggarannya akan dipotong sampai Rp7.500, itu tidak benar,” kata Gibran dikutip, Kamis(25/7/2024).

Gibran mengklaim besaran anggaran Rp14.900 per porsi pada uji coba makan gratis cukup ideal. Setiap siswa mendapat jatah nasi dengan lauk ayam dan sayur. Ada juga menu tambahan berupa pisang dan susu.

Dalam implementasinya nanti, mungkin saja besaran anggaran per daerah akan berbeda. Sebab, tiap daerah punya standar harga barang, biaya distribusi, hingga makanan khas beragam.

”Menunya (bisa) beda, tapi tidak mungkin anggarannya dikurangi sampai Rp7.500,” tegas Gibran.

Dia menekankan, untuk pemenuhan nilai gizi, tidak bisa dilakukan dengan perspektif hemat. Sebab, ada asupan yang harus dipenuhi kadarnya.

Gibran lantas berharap ada penetapan besaran angka yang pas untuk program makan gratis. Pihaknya akan terus melakukan uji coba hingga Oktober mendatang. Lokasinya pun bakal disebar di banyak kota. Harapannya, tim bisa mendapat masukan yang komprehensif.

Selama uji coba, Gibran memastikan murid, guru, orang tua, hingga ahli gizi boleh memberikan masukan, bahkan kritik.

”Kalau ada yang kurang, ada yang perlu dievaluasi, akan segera kita follow up,” jelasnya.

Dalam uji coba, lanjut Gibran, yang dicoba bukan hanya menu. Tapi juga skema pengadaan barang hingga pelibatan pihak ketiga. Baik usaha mikro, warteg, industri katering berskala kecil, maupun usaha orang tua murid.

”Memungkinkan juga mungkin orang tua murid ikut bergotong royong menyajikan makan siang ini,” jelasnya.

Berbagai input yang disampaikan selama masa uji coba tiga bulan ke depan akan dievaluasi sekaligus menjadi masukan sebelum kebijakan digulirkan. Soal waktu penggulirannya masih dikalkulasi.

Gibran juga membeberkan, pelaksanaan program makan bergizi rencananya dikelola lembaga atau kementerian tertentu.

”Sekali lagi, siapa yang mengurus, siapa yang bertugas untuk mengawasi, siapa yang bertugas untuk distribusi, logistik, nanti akan segera kita tentukan,” tutur suami Selvi Ananda itu.

Anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Hasan Nasbi menambahkan, satu-satunya poin yang sudah dipastikan dari persiapan program makan bergizi adalah besaran alokasinya, yakni Rp 71 triliun di APBN 2025. Sedangkan masalah teknis lainnya masih dikaji.

Saat ini, kata Hasan, tim pakar sedang melakukan uji coba dan riset. Dari kajian berbasis ilmiah itu, keputusan akan diambil. ”Jadi, pasti belum ada kesimpulan lain, termasuk kesimpulan soal harga,” tegasnya.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *