Kesehatan Sorotan

PIN Polio, Vaksin Berkali-kali Tingkatkan Kekebalan Kelompok

INTENS PLUS – JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 2024. PIN Polio 2024 ditujukan untuk seluruh anak usia 0-7 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Jenis vaksin yang digunakan dalam pelaksanaan PIN Polio adalah vaksin novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2).

Namun, pelaksanaan PIN 2024 masih jadi pro-kontra. Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine menanggapi isu yang baru-baru beredar terkait narasi “Setop Vaksin Polio Tipe 2” di media sosial.

Terdapat sebuah video yang beredar dengan narasi bahwa seharusnya yang dilakukan untuk mencegah polio adalah meningkatkan imunitas. Sebab vaksin yang berkali-kali diberikan justru dapat menyebabkan wabah kembali jika diberikan kepada anak yang tidak sehat.

Menurut Prima, pemberian vaksin polio tambahan saat PIN justru sangat penting dilakukan untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal.

Vaksin yang digunakan saat PIN adalah vaksin polio tetes (bivalent Oral Polio Vaccine/bOPV) yang dapat memberikan perlindungan terhadap virus polio tipe 2.

Apalagi, menurut penilaian risiko menggunakan tool standardisasi yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia dikategorikan sebagai wilayah risiko tinggi penularan polio.

Sebanyak 32 provinsi (84 persen) dan 399 kabupaten/kota (78 persen) di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Prima mengatakan untuk menghentikan penularan, harus dilakukan pemberian imunisasi tambahan secara massal dan serentak dengan cakupan tinggi dan merata.

“Agar dicapai kekebalan kelompok yang optimal sehingga dapat menghentikan transmisi virus polio yang saat ini mengancam kesehatan anak-anak kita,” kata Prima melalui keterangan resminya.

Berdasarkan catatan Kemenkes, Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tipe 2 sejak akhir 2022 hingga saat ini dilaporkan terjadi di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten.

“Status KLB ini belum dicabut karena kasus masih saja terus dilaporkan. Ini artinya, penularan virus polio masih berlangsung bahkan dapat meluas ke wilayah lainnya,” ujarnya.

Prima pun menjelaskan, bahwa pemberian imunisasi polio tambahan pada PIN Polio tidak menghambat layanan imunisasi rutin.

“Pelaksanaan PIN Polio tidak menghambat pelayanan imunisasi rutin. Vaksin polio tetes yang diberikan saat PIN aman untuk diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya,” jelasnya.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *