INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Alicia Herbert, Utusan Khusus Inggris untuk Kesetaraan Gender, mengunjungi Yogyakarta pada Selasa (20/8/2024). Kunjungannya ini untuk memperkuat kemitraan Inggris-Indonesia dalam memajukan kesetaraan gender dan sosial sekaligus mendorong pertumbuhan yang adil dan inklusif.
Dalam kunjungannya, Alicia Herbert berdiskusi dengan Pusat Studi Keagamaan & Lintas Budaya Universitas Gajah Mada. Dia juga menemui penerima hibah Disability Rights Fund. Termasuk Yayasan Center for Improving Qualified Activity in Life of People with Disabilities (CIQAL), Pelangi Disabilitas, dan Organisasi Harapan Nusantara (OHANA).
“Saya sangat senang mengunjungi Yogyakarta untuk pertama kalinya, salah satu kota paling ramah disabilitas di Indonesia,” ujarnya pada wartawan di Galeri RJ Katamsi Yogyakarta.
Alicia pun menemui penerima hibah Connection Through Culture (CTC) British Council. Antara lain Jogjakarta Disability Arts, Nalitari, dan Bagong Kussudiardja Art Centre di Galeri RJ Katamsi ISI Yogyakarta. Dalam kegiatan itu, turut tampil grup musik inklusif Gandana Yogyakarta, yang dikenal dengan penggunaan alat musik disabilitas yang dimodifikasi. juga akan tampil pada acara tersebut.
“Penyandang Disabilitas merupakan pelaku ekonomi yang penting, sekaligus pilar bagi komunitasnya, serta sumber kreativitas dan inovasi,” sebutny.
Oleh sebab itu, dia sebagai Utusan Khusus Inggris untuk Kesetaraan Gender, ingin menggarisbawahi bahwa kesetaraan gender yang lebih luas merupakan landasan mendasar bagi semua negara demokrasi yang sehat.
“Hal tersebut mendorong kebebasan, meningkatkan kemakmuran dan perdagangan serta memperkuat keamanan global dan membangun ketahanan,” ucapnya.

Alicia juga menekankan, sangatlah penting untuk mempertimbangkan keterkaitan antara gender, disabilitas dan topik-topik penting lainnya dalam agenda kesetaraan yang lebih luas.
“Saya sangat menantikan untuk berbicara dengan berbagai mitra di Yogyakarta mengenai isu-isu di atas dan mencari cara-cara untuk berkolaborasi dengan Indonesia dalam memajukan gender dan kesetaraan yang lebih luas, inklusi sosial dan pendidikan,” sebutnya.
Turut hadir pula, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey. Dia mengaku senang menyambut Alicia Herbert di Indonesia. Sebab kunjungan Alicia, kata Dominic, menggarisbawahi komitmen jangka panjang Inggris untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam memajukan kesetaraan gender, hak dan keterlibatan penyandang disabilitas, serta kesetaraan secara lebih luas di masyarakat.
“Memajukan hak-hak perempuan, anak perempuan, dan penyandang disabilitas adalah inti dari pekerjaan kami di Indonesia,” ucapnya.
Prioritas-prioritas ini, kata Dominic, tertanam dalam seluruh program yang diselenggarakan oleh pihaknya. Termasuk program beasiswa Chevening, MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia), Future Cities, Program Akses Digital, LCDI (Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon), Tech Hub, dan Connection Through Culture British Council.
“Komitmen ini mencerminkan dedikasi Inggris dalam memberdayakan perempuan dan memperjuangkan hak-hak disabilitas, mengatasi kesenjangan global, dan mendobrak hambatan terhadap peluang untuk maju,” tegasnya.
Seiring perayaan ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, Dominic yakin dapat memperdalam kemitraannya dengan Indonesia. Antara lain di bidang kesetaraan gender, inklusivitas, dan pendidikan seraya kami bekerja sama untuk mewujudkan kesejahteraan, melindungi lingkungan, dan menciptakan planet yang lebih damai bagi kedua belah masyarakat.
“Bersama Kita Bisa!” tandasnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko/Elis