INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terpilih jadi salah satu dari tiga provinsi di Indonesia untuk melakukan Imunisasi Japanese Encephalitis (JE). Kegiatan ini menyasar 723.219 anak di DIY dengan cakupan minimal 95%.
Wakil Ketua 1 Tim Penggerak PKK DIY, GKBRAA Paku Alam mengatakan bahwa introduksi imunisasi Japanese Encephalitis di DIY dapat dimaknai sebagai anugerah bagi masyarakat DIY. Hal itu karena baru tiga provinsi yang mendapatkan imunisasi JE, sehingga memungkinkan anak anak menjadi lebih kebal terhadap penyakit JE.
GKBRAA bilang, kepercayaan pemerintah pusat kepada DIY tidak bisa lepas dari pencapaian kinerja program imunisasi yang merupakan kinerja dari seluruh unsur yang ada di masyarakat termasuk di dalamnya adalah Kader PKK.
“Mari, kita bersama-sama memastikan bahwa, seluruh anak-anak kita mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan agar dapat tumbuh sehat dan cerdas, serta siap menghadapi masa depan yang lebih cerah,” ujarnya. Rabu(4/9/2024).
Sebagai Ketua Tim Penggerak PKK DIY, Gusti Putri merasa sangat bangga dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk menyukseskan program imunisasi. Beliau menyampaikan, PKK sebagai gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, terutama bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Gusti Putri yakin bahwa dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan keluarga, cakupan imunisasi yang optimal dan pencegahan terjadinya penyebaran penyakit tersebut di wilayah DIY dapat tercapai. Data surveilans Acute Encephalitis Syndrome per Januari 2024 menunjukkan, terdapat 143 kasus positif JE terbanyak di provinsi Bali, yaitu 77 kasus. Adapun DIY menempati urutan ke-3 terbanyak (13 kasus) setelah Provinsi Kalimantan Barat (28 kasus). Dan disusul Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan 12 kasus.
Sambutan dan pemukulan gong oleh Gusti Putri menandai dibukanya acara Kick Off Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) di Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada kesempatan yang sama dilakukan secara simbolis pemberian imunisasi JE kepada 5 anak penerima vaksin JE dari golongan umur 2 tahun, 8, 9, 12 dan 13 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie menjelaskan, imunisasi JE adalah merupakan suatu langkah konkrit dan upaya pemerintah untuk melindungi generasi penerus bangsa. Japanese Encephalitis merupakan penyakit inveksi virus melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan otak yang serius, terutama pada anak-anak.
Sebanyak 85% kasus JE di Indonesia terdapat pada kelompok usia ≤ 15 tahun. Mempertimbangkan tingginya kasus JE dan sesuai kajian serta rekomendasi ITAGI, maka Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan imunisasi untuk Provinsi Kalimantan Barat dan DIY melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/1462/2023 tentang Pemberian Imunisasi Japanese Encephalitis (JE).
Pembayun menegaskan, penyakit JE bisa berakibat fatal atau menyebabkan cacat permanen. Dan bila sembuh masih meninggalkan gejala sisa yang cukup banyak. Oleh karena itu, langkah pencegahan melalui imunisasi menjadi sangat penting untuk melindungi generasi muda dari ancaman yang berbahaya sebagai langkah preventif. Tujuan dilakukan imunisasi JE adalah untuk mencegah penyebaran penyakit JE, melindungi generasi muda dari ancaman kecacatan permanen atau bahkan kematian, dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

Imunisasi JE yang dilakukan di DIY saat ini adalah imunisasi tambahan massal Japanese Encephalitis bagi anak-anak usia 9 bulan sampai dengan usia kurang dari 15 tahun. Imunisasi massal tersebut dilaksanakan secara serentak, mulai tanggal 3 September sampai dengan 31 Oktober 2024. Imunisasi JE tidak hanya dilakukan di Puskesmas atau di Posyandu, tapi juga dilakukan di kalurahan, sekolah, pos imunisasi yang berkoordinasi dengan Puskesmas.
Pembayun menambahkan, per-Oktober mendatang imunisasi JE akan dimasukan kedalam program imunisasi rutin. Mulai diberikan kepada bayi berusia 10 bulan. Dengan jumlah sasaran sebanyak 723.219 anak untuk seluruh DIY dengan cakupan minimal 95%.
Pembayun yakin, tidak hanya diatas 95% tetapi mudah-mudahan 100% sasaran imunisasi akan tercapai. Ia mengatakan, tugas yang diemban akan selesai dengan baik, dengan dukungan dari tim Penggerak PKK beserta kader kesehatan dan juga dukungan dari lintas sektor lainnya, Bapak Ibu TNI Polri, Kapanewon, Kalurahan, hingga masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani menjelaskan, pemberian imunisasi JE di wilayah DIY termasuk Kota Yogyakarta merupakan program nasional. Dijaskan, DIY merupakan wilayah endemic nyamuk Culex yang merupakan perantara virus Japanese Enchepalitis yang dapat menyebabkan penyakit radang otak. Sehingga vaksinasi JE menjadi langkah pencegahan, di sisi lain juga belum ditemukan obat yang secara spesifik bisa menyembuhkan penyakit JE.
“Sejauh ini tidak ada temuan kasus infeksi JE di Kota Yogya. Dari 13 sampel suspek setelah diperiksa hasilnya juga negatif. Secara serentak imunisasi JE akan dilaksanakan selama 2 bulan di 18 puskesmas, sekolah dan kantor kemantren maupun kelurahan,” jelasnya pada Selasa (3/9/2024) dalam Pencanangan Imunisasi Japanese Encephalitis Kota Yogyakarta di Hotel Jambuluwuk.
Pihaknya menyatakan sasaran imunisasi JE terdata sekitar 82 ribu anak namun pada realisasinya sangat dinamis. Tidak ada syarat administrasi khusus untuk mengakses vaksinasi JE di wilayah Kota Yogyakarta. Selama anak berusia 9 bulan hingga 15 tahun serta dalam keadaan sehat dan bugar, bisa diberikan imunisasi JE.
“Siapa saja bisa mendapatkannya secara gratis, stok vaksin JE kami pastikan aman dan mencukupi. Kejadian Ikutan Paska Imunisasi atau KIPI juga sangat kecil, sehingga dipastikan vaksin ini aman. Setelah 2 bulan vaksinasi JE serentak, kemudian juga akan menjadi program imunisasi rutin bagi anak minimal usia 10 bulan,” jelasnya.
Salah satu orangtua yang anaknya mendapat imunisasi JE adalah Riana Sulistiani. Perempuan yang akrab disapa Nana ini mengaku senang anaknya kini terlindungi.
“Harapannya ketika ada JE masuk ke Yogyakarta, dia (anaknya) sudah kebal,” ucapnya.
Nana pun mengatakan, bahwa JE sangat berbahaya dan dapat berakibat fatal bagi anak. “Nggak harus dia kena. Karena dampaknya bisa fatal. Makanya dikebalkan dengan imunisasi ini,” ujarnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko