INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) berhasil meraih prestasi gemilang dengan masuk sebagai Grand Prize Finalist pada The 1st Thailand International Choral Festival 2024 yang berlangsung di Bangkok, Thailand Cultural Center, pada 3-6 September 2024.
PSM UAJY mengirimkan 35 mahasiswa dari berbagai fakultas dan berhasil membawa pulang sejumlah penghargaan. Antara lain Grand Prize Finalist, Winner of Mixed Youth Category, Winner of Folklore Category, Excellent Male Soloist diraih oleh William Suramas Tulak Lolobua mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2021, dan Emerging Conductor diraih oleh Ignasius Axel Cokrodiharjo mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2021.
Gerardus Radya Dyan Kirana, Ketua PSM UAJY sekaligus mahasiswa Manajemen angkatan 2022, mengaku bangga penampilan PSM UAJY yang membawakan lagu rakyat dari Latvia, semi-gospel, dan lagu rakyat Dayak berhasil memukau para juri dan penonton.
“Latihannya cukup sulit dan menantang, setiap hari semua orang dari semua angkatan merasakan kelelahan,” ungkapnya pada rilis, Selasa (24/9/2024).
Meski penuh tantangan, kerja keras mereka akhirnya terbayar dengan prestasi yang membanggakan. Mereka bersyukur atas kemenangan ini dan menegaskan bahwa pencapaian ini berkat bantuan Tuhan.
“Satu bulan penuh sebelum September, setiap jam 10.34 kami berdoa Novena,” ujar Gerardus.
Axel sebagai peraih Emerging Conductor mengatakan bahwa tim PSM UAJY menang dalam dua kategori, yaitu Folklore dan Mixed Youth. “Folklore berisi lagu daerah, tahun ini kami membawakan ‘Baya Ie Wei’ dan ‘Oh Ading Koh’. Sedangkan untuk kategori Mixed Youth, mereka menampilkan lagu ‘Atsalums’ dan ‘My God Is a Rock’,” bebernya.
Kompetisi ini terbagi menjadi dua sesi, yakni Mixed Youth Category dan Folklore Category, yang keduanya digelar pada 4 September 2024, dari pagi hingga malam. “Jadi kami benar-benar nggak punya waktu istirahat saat itu,” tambah Axel.
Proses persiapan yang intensif dari Juni hingga Agustus menjadi tantangan tersendiri bagi PSM UAJY. Dengan anggota dari tiga angkatan, yaitu 2021, 2022, dan 2023, mereka harus menghadapi dinamika dalam berlatih bersama. Latihan yang padat melibatkan fisik yang intens dan latihan vokal yang menguras tenaga.
Axel mengungkapkan bahwa meraih penghargaan Emerging Conductor bukanlah hal yang mudah. Sebagai konduktor, ia harus memahami setiap detail lagu, memimpin penampilan PSM, dan menjaga chemistry dengan tim.
Axel berharap PSM UAJY dapat mempertahankan tradisi dan budaya yang telah ada, serta terus menghasilkan output yang konsisten. Mereka kini tengah bersiap menghadapi kompetisi berikutnya, Pesta Paduan Suara Gerejawi Mahasiswa Nasional (Pesparawi) ke-18, yang akan digelar pada 30 September hingga 6 Oktober 2024 mendatang.
Seminggu sebelum kompetisi, mereka meningkatkan intensitas latihan menjadi dua sesi per hari, dari pagi hingga malam. “Kami baru tahu kalau Mixed Youth ternyata dilaksanakan pagi hari dan malamnya Folklore, jadi kami latihan dua sesi,” William menimpali.
“Tantangan terbesar adalah menjaga suara agar tetap prima. Bagi saya, penting untuk membawa lagu ini dengan maksimal,” imbuh William, yang menjadi solois dalam lagu ‘Baya Ie Wei’.
William juga harus menyeimbangkan latihan dengan kewajiban Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang sempat membuatnya tidak bisa berlatih setiap hari. Namun, ia memanfaatkan momen KKN sebagai waktu untuk memulihkan suara dan menyempurnakan teknik solo-nya.
“Di hari H, aku fokus bercerita tentang kabar gembira dari Tuhan, tidak hanya soal teknik nyanyi,” ungkap William yang terharu melihat nilai tinggi yang diberikan oleh juri untuk PSM UAJY.
Sebagai informasi, ajang ini merupakan kompetisi paduan suara internasional pertama yang diadakan oleh Thailand Choral Association bekerja sama dengan Bandung Choral Society.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
