INTENS PLUS – JAKARTA. Film live-action Diseny, Snow White, tengah jadi perbincangan hangat. Gelombang boikot terhadap film tersebut pun meluas.
Kontroversi dari Snow White berawal dari karakter utama yang diperankan oleh Rachel Zegler. Dia adalah aktris dan penyanyi muda asal Amerika Serikat kelahiran 3 Mei 2001 di New Jersey.
Karier Rachel melesat setelah tampil memukau dalam film West Side Story (2021). Namun, namanya juga menjadi kontroversial akibat komentarnya mengenai film animasi Snow White tahun 1937 yang mengecewakan banyak penggemar Disney.
Rachel memulai karirnya di industri hiburan dengan mengunggah cover lagu di YouTube hingga meraih Golden Globe Award, perjalanan Rachel benar-benar inspiratif. Dia berhasil mengalahkan 30.000 peserta audisi untuk mendapatkan peran sebagai Maria di West Side Story. Keberhasilan ini membuktikan bakat luar biasanya.
Pada tahun 2021, Disney mengumumkan bahwa Rachel akan memerankan tokoh Snow White dalam film live-action yang dijadwalkan tayang pada Maret 2025. Pengumuman ini memicu beragam reaksi dari publik.
Sebagian orang menyambut baik langkah Disney yang mendukung keberagaman dalam pemilihan pemain, sementara yang lain mempertanyakan mengapa Disney tidak memilih aktris yang tampilannya lebih menyerupai karakter klasik Snow White. Namun, perhatian terbesar justru tertuju pada pernyataan kontroversial Rachel mengenai film animasi klasik tersebut.
Dalam berbagai wawancara, Zegler menyatakan bahwa film animasi Snow White (1937) sudah ketinggalan zaman dan tidak relevan dengan nilai-nilai modern. Ia mengkritik bagaimana karakter Snow White dalam film lama terlalu fokus pada kisah cinta.
Ia juga menyebut bahwa elemen cinta dalam film tersebut terasa aneh karena menggambarkan hubungan dengan seseorang yang menguntit Snow White. Selain itu, ia mengaku bahwa saat kecil, ia takut menonton film tersebut dan hanya menyaksikannya sekali.
“Dia (Snow White) tidak akan diselamatkan oleh pangeran. Dia tidak akan memikirkan soal cinta sejati,” kata Rachel dikutip Selasa (25/2/2025).
“Di sana ada fokus besar pada kisah cintanya dengan pria yang menguntitnya. Itu aneh,” tambahnya.
Pernyataan tersebut telah menimbulkan perdebatan hangat di kalangan penggemar Disney. Banyak yang berpendapat bahwa sebagai bintang utama, ia seharusnya menunjukkan apresiasi yang lebih besar terhadap karya asli yang menjadi inspirasi film tersebut.
Kontroversi ini memicu spekulasi bahwa Disney mungkin menghadapi kerugian finansial yang signifikan, hingga mencapai USD100 juta, akibat protes dari para penggemar. Beberapa orang bahkan menghubungkan potensi kegagalan film ini dengan sikap Rachel yang dianggap kurang menghormati warisan berharga Disney.
Selain itu, gelombang boikot dari film yang disutradarai oleh Marc Webb ini juga dibintangi oleh Gal Gadot yang dikenal karena dukungan vokalnya terhadap Israel, telah lama menjadi sorotan di dunia hiburan.
Isu ini semakin memanas setelah muncul kabar bahwa pihak Disney pernah memberikan dukungan finansial kepada Israel. Hal tersebut memicu reaksi negatif di media sosial, sehingga menguatkan keputusan sebagian kalangan masyarakat untuk memboikot film Snow White.
Meskipun para pembuat film bersikukuh bahwa interpretasi modern ini adalah upaya untuk menyegarkan cerita yang sudah klasik, gelombang boikot yang terjadi menunjukkan bahwa perubahan narasi dan pemilihan pemeran menjadi isu yang sangat sensitif.
Perdebatan yang semakin menggema di berbagai platform, prospek kesuksesan film Snow White live action pun kian dipertanyakan oleh publik. (*)
Penulis: Fatimah Purwoko