INTENS PLUS – JAKARTA. Presiden RI Prabowo Subianto mempertemukan belasan konglomerat asal Indonesia kenalkan investor asal Amerika Serikat Ray Dalio pada Jumat (7/3) di Istana Merdeka, Jakarta, guna membahas salah satunya pengelolaan aset pada Badan Pengelolaan Investasi Danantara Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Ray Dalio yang mengenakan kemeja batik coklat hitam, duduk diapit Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
“Danantara Indonesia ini merupakan konsolidasi kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, yaitu BUMN, usaha-usaha negara. Danantara akan kita konsolidasikan untuk melaksanakan suatu perbaikan, peningkatan dalam kinerja,” ucap Presiden Prabowo dalam sambutannya, dikutip Sabtu (8/3/2024).
Prabowo menjelaskan bahwa dalam pengelolaan aset milik BUMN itu, pemerintah menilai perlu adanya perbaikan agar kinerja dari aset tersebut cemerlang.
Oleh karena itu, Prabowo mengundang semua pihak pengusaha besar juga mentri, termasuk pendiri Bridgewater Associates yang merupakan perusahaan hedge fund terbesar, yakni Ray Dalio, untuk memberikan pandangan kritis serta pengalaman dalam berinvestasi.
Prabowo mengungkapkan bahwa alasannya mengundang tokoh internasional seperti Ray Dalio adalah karena pengelolaan aset di Danantara harus dilakukan sehati-hati dan setransparan mungkin.
“Sehingga nanti pengelolaan aset-aset Indonesia itu bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehati-hati mungkin, dan bahwa nanti semua entitas ekonomi kita dilaksanakan dengan efisiensi yang agar bisa bersaing dengan semua entitas di dunia. Kita akan bergerak dengan cepat, tetapi kita akan bergerak dengan sangat teliti dan hati-hati,” kata Prabowo.
Bersamaan dengan itu, Prabowo juga mengundang belasan pengusaha besar asal Indonesia dalam pertemuan itu, seperti Andi Syamsuddin Arsyad atau akrab disapa Haji Isam, Sugianto Kusuma (Aguan), Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Tomi Winata, Anthony Salim, Franky Wijaya, Dato Tahir, James Riady, Chairul Tanjung, dan Hilmi Panigoro.
“Saya mengundang tokoh-tokoh ekonomi Indonesia di bidang swasta yang sudah punya pengalaman sendiri puluhan tahun dalam manajemen, dalam investasi, dalam pengelolaan, untuk bersama-sama dengan pemerintah,” ujarnya.
Menurut Prabowo, peran pengusaha asal Indonesia dan tokoh-tokoh internasional dalam investasi ini akan membuat pengelolaan aset di Danantara dilakukan dengan cermat dan teliti.
Dalam pertemuan itu, sejumlah anggota Kabinet Merah Putih yang turut mendampingi, yakni Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Berikut daftar kekayaan 11 Konglomerat RI yang diundang Prabowo.
Total ada 11 pengusaha, mereka bisa dibilang masuk top 1% atau orang-orang yang masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia, berikut daftar kekayaan mereka:
1. Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu tercatat menjadi orang terkaya menurut data Real Time Billionaires Forbes. Prajogo selaku Komisaris Utama Barito Pacific diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$ 32,9 miliar setara Rp535 triliun menurut data Forbes per 7 Maret 2025.
Hal ini tak terlepas dari kepemilikannya atas saham-saham di grup Barito, terutama jika melihat dalam beberapa tahun terakhir ini, salah satu saham milik-nya PT Barito Renewabels Energy Tbk (BREN) yang sempat melesat signifikan sampai ke atas Rp12.000 per lembar dan menempati posisi saham paling bernilai di bursa, menggeser saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
2. Franky Widjaja
Berikutnya, ada Franky Widjaja yang merupakan bos Sinar Mas Group. Dia adalah anak konglomerat pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja.
Melansir data dari Forbes memperkirakan kekayaan keluarga Widjaja per 11 Desember 2024 mencapai US$18,9 miliar, setara Rp307,34 triliun.
Sebagai catatan juga, Keluarga Widjaja berada di peringkat 4 dalam daftar 50 Orang Terkaya Indonesia 2024 versi Forbes.
3. Anthoni Salim
Anthoni Salim, pemilik Salim Group, bersama keluarganya memiliki kekayaan yang diperkirakan mencapai US$12,8 miliar berdasarkan data Forbes per 11 Desember 2024.
Jika dikonversi ke rupiah dengan nilai tukar saat ini, jumlah tersebut setara dengan Rp208,24 triliun. Dalam daftar 50 Orang Terkaya Indonesia 2024 versi Forbes, ia menempati posisi kelima.
4. Dato Sri Tahir
Sebagai pemilik Mayapada Group, Dato Sri Tahir memiliki kekayaan sekitar US$5 miliar menurut Forbes per 7 Maret 2025. Jika dikonversi ke rupiah, jumlah tersebut mencapai Rp81,27 triliun.
5. Chairul Tanjung
Chairul Tanjung, pendiri CT Corp, diperkirakan memiliki kekayaan sebesar US$4,3 miliar per 7 Maret 2027 menurut data terbaru Forbes. Jumlah ini setara dengan Rp70 triliun.
6. Garibaldi Thohir
Garibaldi ‘Boy’ Thohir, yang menjabat sebagai Direktur Utama Alamtri Resources Indonesia atau Adaro Energy, adalah saudara kandung Menteri BUMN Erick Thohir.
Berdasarkan data per 11 Desember 2024, kekayaannya diperkirakan mencapai US$3,8 miliar atau sekitar Rp61,79 triliun. Ia menempati peringkat ke-17 dalam daftar 50 Orang Terkaya Indonesia 2024 versi Forbes.
7. James Riady
James Riady, yang menjalankan Lippo Group, merupakan putra dari Mochtar Riady, pendiri perusahaan tersebut. Forbes memperkirakan kekayaan Mochtar Riady dan keluarganya mencapai US$2,6 miliar per 7 Maret 2025, atau sekitar Rp42,25 triliun dalam rupiah.
8. Sugianto Kusuma (Aguan)
Sugianto Kusuma, atau yang lebih dikenal dengan nama Aguan, merupakan pendiri Agung Sedayu Group dan Presiden Direktur PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).
Pada pertengahan tahun lalu, kekayaan Aguan diperkirakan mencapai Rp42,73 triliun, dengan kepemilikan mayoritas saham Agung Sedayu Group di PANI sebesar 55,57 persen. Melalui PT Multi Artha Pratama (MAP), Agung Sedayu Group menjadi pemegang saham tidak langsung di PANI.
Adapun data terbaru BEI, menunjukkan kepemilikan saham Aguan melalui MAP telah meningkat menjadi 89,92%. Struktur kepemilikan MAP terdiri dari 50% saham yang dimiliki Agung Sedayu dan 50% oleh PT Tunas Mekar Jaya (Salim Group).
Dengan jumlah saham yang dimilikinya ditambah kenaikan harga PANI selama beberapa tahun terakhir ini, kekayaan Aguan dari kepemilikan saham tersebut diperkirakan mencapai Rp88 triliun, dan kemungkinan lebih besar lagi jika mempertimbangkan bisnis lainnya.
9. Tomy Winata
Tomy Winata, pemilik Artha Graha Group dan berbagai bisnis properti, memiliki kekayaan yang diperkirakan cukup besar. Forbes tidak mencantumkan data terbaru mengenai hartanya.
Namun, pada 2006, ia berada di peringkat ke-35 dalam daftar Orang Terkaya Indonesia dengan kekayaan US$110 juta. Sepuluh tahun kemudian, pada 2016, Globe Asia memasukkannya dalam daftar 150 Orang Terkaya dengan estimasi harta sebesar US$900 juta. Kemungkinan besar, nilai kekayaannya telah bertambah sejak saat itu.
10. Syamsuddin Andi Arsyad (Haji Isam)
Syamsuddin Andi Arsyad, yang lebih dikenal sebagai Haji Isam, merupakan pendiri Jhonlin Group dan dijuluki sebagai salah satu pengusaha terkaya di Kalimantan Selatan.
Pada tahun 2022, ia dikabarkan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah sebesar Rp250 miliar melalui Yayasan Assalam Fil Alamin (ASFA Foundation). Dalam ajaran Islam, zakat maal dikenakan sebesar 2,5% dari total harta kekayaan. Jika jumlah tersebut merupakan 2,5%dari total hartanya, maka dapat diperkirakan bahwa nilai kekayaan Haji Isam sangat besar.
11.Hilmi Panigoro
Hilmi Panigoro, Hilmi Panigoro adalah presiden direktur perusahaan minyak dan gas Indonesia Medco Energi Internasional.
Forbes mencatat, Hlimi Panigoro masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada 2023, dengan peringkat ke-28. Per 12 Juni 2023, Ia memiliki harta kekayaan sebesar 2,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 42,5 triliun.
Pada 2016, Medco Energi dan AP Investment yang dipimpin bankir investasi Indonesia Agoes Projosasmito mengakuisisi perusahaan pertambangan tembaga dan emas Amman Mineral Internasional senilai 2,6 miliar dollar AS (Rp 39,4 triliun).
Amman Mineral menawarkan sahamnya secara publik pada Juli 2023 senilai 710 juta dollar AS atau sekitar Rp 10,7 triliun rupiah. Penawaran itu menjadi saham terbesar di Indonesia pada tahun tersebut.
Komposisi pemegang saham AMMN setelah IPO, yakni Sumber Gemilang Persada 32,44 persen, Medco Energi Internasional 21,09 persen, AP Investment 15,58 persen, Alpha Investasi Mandiri 7,17 persen, Pesona Sukses Cemerlang 6,58 persen, Sumber Mineral Citra Nusantara 4,67 persen, Medco Services Indonesia 3,67 persen, dan masyarakat 8,80 persen. Medco Energi juga mengakuisisi aset raksasa minyak AS, ConocoPhillips di Indonesia senilai 1,3 miliar dollar AS (Rp 19,7 triliun) pada 2022.
Sedangkan, Ray Dalio, merupakan milarder dan investor kawakan asal Amerika Serikat, Ray Dalio. Prabowo memperkenalkan para taipan besar tersebut kepada Ray Dalio yang telah didapuk sebagai Dewan Pengawas Danantara, Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia yang baru dibentuk.
Sosok Ray Dalio bagi Prabowo Subianto bukan sesuatu yang asing. Sebelumnya, Prabowo juga menjadikan investor AS tersebut sebagai pemateri di acara pembekalan menteri bulan Oktober 2024 lalu.
Posisi penting Ray Dalio di lingkaran kekuasaan Indonesia tak terlepas dari kehebatannya di dunia ekonomi selama puluhan tahun.
Sejak 1985, pria kelahiran 8 Agustus 1949 ini merupakan investor dan pemilik perusahaan dana lindung nilai (Hedge Fund) Bridgewater Associates. Selama mengembangkan Bridgewater, Ray Dalio sangat memahami dinamika pasar global, khususnya terkait mata uang dan suku bunga.
Dengan pemahaman tersebut Ray Dalio bisa mempunyai strategi membawa perusahaannya mendulang keuntungan. Salah satunya terjadi saat gejolak pasar saham tahun 1987.
Kala itu, Ray Dalio bisa membuat Bridgewater untung besar sebab sukses melakukan diversifikasi dan manajemen risiko. Pemahamannya soal pasar saham, mata uang, suku bunga, dan aspek makro ekonomi lain juga membuat Bridgewater jadi hedge fund paling moncer di dunia.
Pada 2005, Bridgewater Associates sempat dinyatakan sebagai perusahaan hegde fund terbesar yang mencatatkan rekor hanya tiga kali menekan kerugian. Sisanya, selama kalender perdagangan 1991-2005, perusahaan selalu mencatatkan keuangan.
Sebagai investor yang paham seluk-beluk perekonomian global, Ray Dalio juga menuangkan gagasan dalam buku. Paling populer yaitu The Changing World Order: Why Nations Succed and Fail (2021) yang berisi gagasannya soal memprediksi negara bisa berhasil dan gagal.
Sesuai namanya, buku tersebut berisi perjalanan negara menuju keberhasilan hingga kegagalan yang bisa memberi pelajaran setiap pemerintah agar tak mengulangi kesalahan serupa.
Ray Dalio menyebut suatu negara di seluruh dunia akan mengalami pertumbuhan dan kemunduran dengan mengacu pada perjalanan Inggris, Belanda, dan China.
Dia percaya ada lima siklus, yakni kebangkitan, keemasan, puncak, krisis dan terakhir kolaps.
Jika dideskripsikan, maka suatu negara semua hanya negara kecil, lalu perlahan bangkit menjadi negara kuat. Pada titik ini, negara tersebut akan melakukan eksploitasi kepada negara lemah yang dibarengi kekacauan situasi dalam negeri, seperti kesenjangan sosial, kemiskinan, hingga pengangguran.
Lalu, setelah mencapai puncak kekuatan, suatu negara akan menghadapi kekacauan. Biasanya negara tersebut akan punya banyak uang, lemahnya mata uang, hingga perpecahan internal yang disebabkan oleh situasi politik.
Dari pola-pola tersebut, Ray Dalio mengajak banyak negara untuk bisa mendeteksi situasi global dan dalam negeri guna mengetahui kondisi negara: apakah bisa bertahan atau menuju kehancuran.
Pada titik ini, dalam bukunya dia menyarankan agar suatu negara melakukan hal-hal sebagai berikut agar terhindari kebangkrutan, antara lain: 1) menjaga keseimbangan antara uang dan pertumbuhan ekonomi, 2) memastikan stabilitas politik dan sosial, 3) menjaga pengelolaan utang, dan 4) tidak mencetak uang secara berlebihan.
Singkatnya, Ray Dalio berargumen bahwa negara bangkrut bukan terjadi tiba-tiba. Tapi, sudah ada pola yang bisa dihindari. Bahkan tetap berada di masa keemasan.
Secara pribadi, kesuksesannya menjadi investor membuat Ray Dalio punya harta banyak. Forbes (2025) mencatat Ray Dalio punya harta US$14 miliar atau sekitar Rp228 Triliun dan menjadikannya sebagai orang terkaya ke-163 di dunia.(*)
Penulis : Elis