INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja dalam upaya menciptakan lingkungan bersih dan nyaman, melakukan rebranding depo sampah. Dengan memberikan taman pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) agar jauhkan kesan kumuh.
Perombakan itu dilakukan, supaya kawasan depo sampah lebih tertata, bersih, dan asri.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa penataan ulang depo sampah tidak hanya sebatas pengelolaan sampah, tetapi juga menghadirkan nilai estetika di sekitarnya.
“Energi positif harus diciptakan, depo itu menjadi tempat yang tidak njelei (tidak bagus) ketika ada tanaman, jadinya ada energi positif lebih kuat. Kita bisa merubah tempat sampah yang enak dipandang,” ujar Hasto usai melakukan penanaman pohon di Taman Depo Sampah Purawisata Jl Brigjen Katamso Yogyakarta, Senin (10/3/2024).
Hasto menekankan, selain penghijauan, kebersihan lingkungan juga menjadi prioritas. Ia berkomitmen untuk menata ulang kawasan depo, termasuk membersihkan sampah.
“Target kami, 14 depo besar dapat dikosongkan sebelum Lebaran. Beberapa depo utama seperti Pringgokusuman dan Mandala menjadi prioritas, sementara depo lainnya tidak sebesar itu sehingga cukup aman,” jelasnya.
Dalam upaya mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks, Hasto mengungkapkan akan terus mengambil langkah strategi untuk menjaga kelancaran outlet sampah dengan mengurangi timbunan sampah sejak dari sumbernya.
“Besok pagi, kami akan mengunjungi Bantul, untuk memastikan Pemkot Jogja dapat bekerja sama dalam pengelolaan sampah. Selain itu, pemanfaatan TPA Piyungan yang kapasitasnya semakin terbatas akan dioptimalkan, juga menyiapkan dan membangun pengolahan di Sitimulyo,” tambahnya.
Selain menjaga outlet pembuangan, Hasto juga mulai berupaya pengurangan sampah sejak dari sumbernya. Hal itu dilakukan sesuai dengan arahan Pemerintah yang menargetkan berbagai institusi seperti sekolah, pasar, dan puskesmas untuk mulai mengelola sampahnya sendiri.
“Kami ingin mencegah penumpukan sampah dengan mengoptimalkan pengelolaan di masing-masing unit. Saya realistis karena puskesmas dan rumah sakit telah memiliki sistem pengolahan limbah sendiri. Sekolah juga memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan, serta banyak institusi lain yang berinisiatif mengelola sampahnya secara mandiri,” ujar Hasto.
Selain itu, pihaknya juga akan menggalang sektor perhotelan untuk memastikan mereka mampu mengelola sampahnya secara mandiri, sehingga dapat mengurangi beban pembuangan di TPA.
Di sisi lain, ia juga terus menggalakkan pengurangan sampah dari sumbernya. Mendorong masyarakat untuk memilah sampah serta menerapkan solusi seperti ember tumpuk, biopori, dan bank sampah.
“Nanti kita lihat hasilnya, saya optimis (permasalahan sampah terselesaikan). Kita bergerak terus ke hulu mencerna yang di hilir kemudian membangun sistem yang kuat. Satpol pp juga saya minta untuk nongkrong di tempat-tempat biasa untuk membuang sampah liar. Tekat saya, begitu sampah bersih tidak ada yang membuang sampah liar,” tegasnya.
Selain itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono mengatakan penataan ulang dilakukan agar depo sampah terlihat lebih humanis dan edukatif. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membuat taman di bagian depan depo serta menutup area depan dengan papan edukasi.
“Kami ingin depo sampah tidak lagi terkesan kumuh. Rebranding ini bertujuan agar depo menjadi lebih ramah lingkungan dan memiliki fungsi edukatif bagi masyarakat,” ucap Agus.
Menurutnya, meskipun depo tetap berfungsi sebagai tempat pengelolaan sampah, namun sampah yang ada di dalamnya merupakan residu yang sudah melalui proses pemilahan sebelumnya.
“Kami sedang berada dalam masa transisi, di mana masyarakat mulai kami ajak untuk tidak membuang sampah langsung ke depo. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu dan penyesuaian,” jelasnya.
Agus mencatat, sebanyak 1.011 penggerobak sampah resmi yang terdaftar. Masyarakat diharapkan berlangganan sebagai pelanggan layanan transportasi sampah.
“Sekali lagi saya tegaskan saat ini masih proses transisi dan harapannya mulai April sistem ini dapat berjalan secara optimal sehingga pengelolaan sampah menjadi lebih teratur dan efektif,” ucap Agus.(*)
Penulis : Elis