Ekonomi Yogyakarta

Bela Petani, Harga Beli Gabah Kering di Yogyakarta Rp6.500 Per Kilo.

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pemerintah  Yogyakarta mendukung gerakan berdikari membangun ketahanan serta kedaulatan pangan. Dalam rangka mensejahterakan petani harga beli gabah ditetapkan dengan harga Rp6.500 per kilo.

Wali Kota Yogya, Hasto Wardoyo mengatakan saat ini petani sudah dibela dengan adanya penetapan harga gabah kering secara serentak Rp 6.500 per kilo.

“Harga Rp 6.500 per kilo  ya, jadi sebetulnya petani sudah dibela karena dengan harga terendahnya itu sudah ada, yaitu gabah kering ya bukan beras, hari ini kalau mau menanam padi itu kaya raya kalau menurut saya. 

Karena harga gabahnya kalau dibandingkan 5 tahun yang lalu sudah 2 kali lipat kenaikannya,” ujar Hasto disela gelaran Panen Raya Padi Serentak Bersama Presiden RI secara daring di Area Persawahan giwangan, Malangan, Yogyakarta. Senin (7/4/2025).

“Ga main-main loh dulu, mungkin 5 atau 10 tahun yang lalu itu Rp 6.400 itu beras, hari ini gabah itu Rp 6.500.  jadi menurut saya luar biasa. Bila ditemui ada tengkulak yang beli dibawah harga itu, pasti akan dikenai sanksi,” imbuhnya.

Menurut Hasto, hal itu tidak di temui di Kota karena di kota karena hasil dari tanaman padi di Kota langsung diolah sendiri oleh pemiliknya.

“Itu tidak di temui di Kota, karena di kota itu tidak ada hasil pertanian yang masuk ke Tengkulak, karena hasil dari tanaman padi langsung diolah sendiri oleh pemiliknya, kemudian dipanen, kemudian dikeringkan, kemudian sisanya disimpan untuk persediaan. Karena jumlahnya gak banyak,” jelas Hasto.

Selain itu, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil DIY, Ninik Setyowati mengatakan program pembelian atau penyerapan gabah kering hasil panen petani tidak hanya berlaku di Kulon Progo, tetapi seluruh wilayah Indonesia. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Dalam rangka swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Agar petani bergairah bertanam padi maka pemerintah lewat Bulog membeli gabah kering panen petani sebesar Rp 6.500/kg,” ucapnya sela panen raya padi serentak di Bulak Karangasem, Pedukuaha Ngramang, Kalurahan Kedungsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, DIY.

Ninik menambahkan,  program ini sudah berjalan dan telah menyerap sedikitnya 9.500 ton dari target 14.000 ton gabah kering di DIY. 

Nantinya Bulog akan tetap menyerap gabah petani meski target sudah tercapai.

“Untuk provinsi DIY target kita ada 14.000 ton. Nah hari ini kita sudah tercapai 9.500 ton. Misalkan nanti 14.000 ton tercapai, kami akan terus melakukan penyerapan,” ucapnya.

Ninik memastikan seluruh gabah kering panenan petani bakal terserap secara maksimal oleh Bulog Kanwil DIY. Selain itu juga tidak ada kriteria khusus untuk gabah yang bisa dibeli Bulog.

“Jadi gabah kering panenan semua kami beli, kami serap,” kata Ninik.

Ninik membeberkan program tersebut terbuka untuk seluruh petani. Bagi petani yang ingin gabahnya dibeli Bulog, dapat menghubungi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Babinsa, atau langsung ke pengelola gudang Bulog. 

Setelah itu Bulog akan menerjunkan tim untuk mengambil langsung gabah kepada setiap petani yang telah terdata.

“Untuk mempermudah petani, saat panen, kami langsung datang membawa angkutan, membeli gabah tersebut dengan harga Rp 6.500,” ucapnya.

Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, sempat berbincang-bincang dengan sejumlah petani dalam kegiatan panen raya padi di Kedungsari. 

Dia pun menyampaikan selamat kepada petani karena akhirnya gabah kering mereka dapat dibeli Bulog dengan harga yang layak.

Dengan harga Rp6.500/kg, Sultan berharap gudang-gudang Bulog di DIY dapat terisi penuh, tidak seperti sebelumnya.

“Saya senang, karena selama ini gudang Bulog di Jogja tidak pernah penuh, karena harganya (harga beli) di bawah,” kata Sultan.(*)

Penulis : Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *