Headline Jateng

Fasilitasi Kunjungan Presiden Perancis dan Prabowo, Stairlift di Candi Borobudur Hanya Mesin Angkut Tangga

INTENS PLUS – MAGELANG. Pemasangan stairlift atas permintaan dari Presiden Perancis Emmanuel Macron agar dipasang Stairlift di Candi Borobudur menjadi sorotan publik, setelah viral sebuah unggahan yang beredar di media sosial mengeklaim adanya persetujuan pembangunan eskalator untuk memfasilitasi kunjungan tersebut pada Kamis, 29 Mei 2025. 

Menanggapi kasus viral tersebut, PT Taman Wisata Candi Borobudur atau InJourney Destination Management (IDM) menegaskan bahwa mesin yang dipasang bukanlah eskalator, melainkan stairlift atau mesin angkut tangga.

Penjelasan itu ia sampaikan setelah mendapatkan keterangan resmi yang baru diberikan oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan dan Kementerian Kebudayaan pada Senin (26/5/2025). 

“Yang dipasang bukanlah eskalator, melainkan stairlift atau mesin angkut tangga. Pemasangan “stair lift” Candi Borobudur tanpa paku dan bor,” tegas Maya Watono, Direktur  PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) dikutip Kamis (29/5/2025).

Pemasangan “stair liff” di atas bangunan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tanpa menggunakan paku dan bor sehingga tidak merusak batuan candi.

Maya menekankan, semua dilakukan dengan mengedepankan agar tidak merusak struktur candi dan menjunjung tinggi ketentuan yang ditetapkan oleh UNESCO.

“Kami sudah berkali-kali dengan Kementerian Kebudayaan berdiskusi supaya apa yang kita lakukan ini sesuai dengan UNESCO,” ujarnya.

Ia menyampaikan pemasangan alat tersebut bersifat portable. Masyarakat yang tidak bisa naik candi sebelumnya, sekarang bisa naik candi terutama untuk beribadah.

“Biksu-biksu senior yang ingin sekali beribadah di atas Candi Borobudur, yang saat ini tidak bisa sekarang punya kesempatan untuk naik. Kami berpegang bahwa beribadah itu harusnya tidak ada keterbatasan, jadi kita harus bisa memfasilitasi yang mau beribadah,” kata Maya.

Maya menjelaskan, pihak InJourney memang mengedepankan empat pilar, pertama inklusifitas, kedua spiritual and culture, ketiga hijau dan edukasi.

“Inklusivitas ini sangat penting , karena di situs-situs heritage dunia, di mana-mana ini sudah ada progres mengenai fasilitas prasarana, kami ingin juga ada di Candi Borobudur,” katanya.(*)

Penulis : Elis

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *