INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Viral di media sosial Kereta Api (KA) Sancaka jurusan Jogja-Surabaya dilemparan batu di kawasan Klaten pada Minggu (6/7). Hingga serpihan kaca jendela pecah, kenai penumpang.
Diketahui ada 2 penumpang yang menjadi korban terkena pecahan kaca saat kejadian pelemparan batu tersebut, keduanya korban ialah Widya Anggraini (30) dan Farah Aqmaria (30) warga Sidoarjo.
Dikutip dari laman detikJatim, salah satu korban Widya menceritakan kejadian yang membuatnya terluka hingga berdarah terkena serpihan kaca akibat dilempar batu.
Saat itu, kereta baru berangkat pukul 22.25 WIB, lalu 20 menit kemudian atau sekitar pukul 22.45 WIB di kawasan Klaten.
Pada saat itu, Widya sedang membuat konten dengan memperlihatkan dirinya yang sedang membaca buku sambil mendengarkan musik, Ia duduk di Gerbong 2 kelas Eksekutif, tepatnya pada kursi samping jendela nomor 4C dan 4D. Sekitar pukul 22.45 WIB.
Aksi pelemparan batu itu pun terekam, kaca jendela langsung pecah mengenai tubuhnya pada sisi kanan.
“Kebetulan waktu bikin konten. Ya kaget sih, soalnya tiba-tiba prak gitu. Langsung ke belakang, sama petugas semuanya kumpul, terus aku diarahin ke belakang, diurusin semua dibersihin sama kain. Sampai berdarah-darah. Di leher kemarin keluar darah, terus sini juga,” cerita Widya, Selasa (8/7/2025).
Ketika ada yang melempar batu ke KA, Widya tidak memperhatikan luar. Ia fokus membaca buku dan mendengarkan musik.
Akibat terkena pelemparan batu, Widya mengalami banyak luka pada wajah sisi kiri, leher, hingga kulit kepala. Mata kirinya juga sempat merah hingga banyak serpihan kaca masuk ke dalam bajunya.
“Lukanya kemarin di wajah sebagian sebelah kiri, leher sama rambut. Serpihan kaca masuk-masuk baju juga. Alhamdulillah kemarin cuma merah aja mata, sudah dibersihin waktu di Solo,” ucapnya.
Setelah kejadian pelemparan batu, Widya serta Farah turun di Stasiun Solo dan dibawa ke RS Trihasi Surakarta untuk mendapat perawatan medis. Semua lukanya dibersihkan dan dibantu mengeluarkan serpihan kaca di tubuh.
Kemudian, ia dipesankan tiket oleh KAI untuk berangkat kembali ke Surabaya pada Senin (7/7), pukul 03.00 WIB. Setiba di Surabaya, hari ini Selasa (8/7) kembali periksa mata ke RS Undaan Mata.
Widya mengaku sedikit trauma usai menjadi korban pelemparan batu di KA Sancaka. Namun ada pelajaran yang dia ambil, yakni menutup tirai jendela kereta, khususnya saat malam.
“Awalnya ada trauma, tapi kalau kapok naik kereta enggak. Karena lebih nyaman pakai kereta. Pelajarannya kalau malam ditutup saja tirainya,” akunya.
Dikesempatan yang berbeda, dokter mata di RS Undaan Mata dr Dedik Ipung Setiyawan mengatakan, pemeriksaan untuk Widya aman dan tidak ada kecurigaan kerusakan pada kornea mata.
“Dari kornea tidak ada curiga adanya kerusakan pada mata, terbukti dari hasil pemeriksaan. Lalu untuk Mbak Farah, pada hasil pemeriksaan ada sedikit (luka), tidak dalam,” kata dr Dedik dikutip dari detikJatim.
Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih mengatakan sangat menyayangkan terulangnya aksi vandalisme ini.
Menurut Feni, tindakan tidak bertanggung jawab tersebut dilakukan oleh oknum yang melempar batu ke rangkaian Kereta Api (KA) 88F Sancaka relasi Yogyakarta – Surabaya Gubeng, saat kereta melintas di antara Stasiun Klaten dan Stasiun Srowot.
”KAI Daop 6 Yogyakarta memohon maaf dan sangat menyayangkan tindakan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh oknum pelempar batu ke rangkaian KA 88F Sancaka relasi Yogyakarta – Surabaya Gubeng, saat kereta melintas di antara Stasiun Klaten dan Stasiun Srowot.
Selanjutnya, dua korban tersebut akan mendapatkan asuransi dan penanganan kesehatan akan dilanjutkan di RS di Surabaya,” kata Feni dikutip dari Kompas.com, Selasa (8/7).
Feni menegaskan, pihaknya tidak akan menoleransi segala bentuk vandalisme terhadap kereta api.
”Selain membahayakan perjalanan KA, vandalisme juga merugikan negara dan masyarakat yang menggantungkan mobilitasnya pada transportasi publik. Kami telah melaporkan ke polisi terkait insiden ini. Polisi juga masih belum menemukan pelaku,” ujarnya.(*)
Penulis : Elis