Headline Lifestyle

Film Superman 2025 Diboikot di Israel, Diduga Simbol Pro-Palestina

INTENS PLUS – TEL AVIV. Film Superman (2025) sutradara James Gunn tengah menghadapi gelombang boikot di Israel, menyusul tuduhan bahwa film ini mengandung simbolisme pro-Palestina dan menyudutkan posisi Israel dalam narasi yang dianggap politis.

Organisasi pro-Israel dan sejumlah tokoh publik menyuarakan kemarahan terhadap alur cerita film yang menggambarkan Superman menyelamatkan warga sipil di negara fiktif bernama Jarhanpur, yang tengah diserang militer negara tetangga Boravia yang dinilai memiliki kemiripan dengan konflik nyata di Timur Tengah.

Profesor David Regev, analis media dan politik dari Universitas Ibrani Yerusalem, menyebut bahwa film ini memuat pesan yang sangat politis secara terselubung.

“Tidak sulit membaca simbolisme Jarhanpur sebagai Palestina dan Boravia sebagai Israel. Adegan serangan udara, kehancuran rumah sakit, serta anak-anak yang tertimpa puing terlalu mirip dengan kenyataan yang dituduhkan terhadap Israel.” ujarnya dikutip, Rabu (23/7/2025).

Menurut Regev, walau tidak secara eksplisit menyebut nama negara, film ini memberi pesan moral yang menyudutkan.

Sementara itu, Juru bicara organisasi budaya Israel Cinema Zion, Yael Biton mengkritik keras rumah produksi Warner Bros.

“Hollywood sedang memainkan politik identitas. Superman dijadikan ikon perlawanan dan bukan lagi simbol keadilan universal. Kami kecewa, dan akan menyerukan boikot terhadap film ini di bioskop-bioskop Israel.” protesnya.

Sutradara James Gunn Klarifikasi “Bukan Tentang Politik” katanya.

Menanggapi gelombang boikot, sutradara James Gunn memberikan klarifikasi lewat wawancara eksklusif yang dikutip dari Variety.

“Saya ingin menegaskan, cerita ini sepenuhnya fiksi. Negara Boravia dan Jarhanpur tidak mewakili siapa pun di dunia nyata. Cerita ini tentang bagaimana Superman mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan di tengah kekacauan global.” ujarnya.

Gunn menambahkan bahwa naskah film telah dikembangkan sejak 2021, jauh sebelum konflik Gaza pada 2023-2024.

Reaksi dari Dunia Arab dan Aktivis Pro-Palestina

Berbeda dengan reaksi di Israel, film ini disambut hangat oleh kalangan pro-Palestina dan negara-negara mayoritas Muslim.

Aktivis HAM asal Lebanon, Rania Khaled, menyebut “Ini pertama kalinya superhero global berdiri di sisi yang benar. Bukan karena politik, tapi karena dia menolak militerisasi dan kekerasan terhadap warga sipil.”

Di Mesir, Malaysia, dan Indonesia, film ini bahkan dipuji sebagai “kisah keberanian dan hati nurani.”

Dampak Boikot dan Implikasi Budaya Pop

Sementara box office global Superman 2025 masih kuat, dengan pendapatan lebih dari $400 juta di dua minggu pertama bioskop-bioskop di beberapa kota di Israel mengalami penurunan pemutaran dan penjualan tiket.

Dr. Maya Zur, pakar budaya pop Israel, menilai. “Boikot ini mencerminkan ketegangan antara Hollywood dan dunia politik. Ketika narasi fiksi menyentuh titik sensitif geopolitik, selalu akan ada respons keras.” kata Maya.(*)

Penulis : Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *