INTENS PLUS – JAKARTA. Duka menyelimuti dunia ekonomi dan politik Indonesia. Prof. Dr. Kwik Kian Gie, ekonomi senior, politisi, dan mantan menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, wafat dalam usia 90 tahun pada Senin malam, 28 Juli 2025 pukul 22.23 WIB di RS Medistra, Jakarta.
Kabar wafatnya Kwik dibenarkan oleh sejumlah tokoh dan keluarga. Jenazah saat ini disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Belum ada keterangan resmi dari pihak keluarga mengenai lokasi pemakaman almarhum.
Kwik Kian Gie dikenal luas sebagai tokoh yang tegas dalam memegang prinsip ekonomi kerakyatan. Ia menolak liberalisasi ekonomi, serta keras menentang ketergantungan Indonesia pada utang luar negeri dan intervensi lembaga asing seperti IMF.
Dalam salah satu wawancaranya, Kwik pernah menyampaikan, “Indonesia tidak akan pernah menjadi bangsa yang berdaulat jika sistem ekonominya tunduk pada kekuatan asing. Kedaulatan itu harus dimulai dari cara kita mengelola kekayaan sendiri.”
Kwik dikenal pula sebagai penggagas kebijakan pembangunan nasional yang partisipatif saat menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) periode 2001–2004. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menko Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri di era Presiden Gus Dur.
Jejak Karier dan Pendidikan Kwik Kian Gie
Lahir di Juwana, Pati, Jawa Tengah, 11 Januari 1935. Kwik menempuh pendidikan tinggi di Belanda dan menjadi salah satu ekonom Indonesia yang memiliki reputasi internasional.
Ia juga pernah menjadi anggota DPR RI dari PDI Perjuangan sebelum masuk kabinet.
Selain aktif di pemerintahan dan politik, ia juga dikenal sebagai pendidik. Kwik adalah pendiri Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (IBIKKG) di Jakarta.
Lembaga ini menjadi warisan intelektual beliau untuk mencetak ekonom-ekonom muda yang memiliki integritas dan jiwa nasionalis.
Duka dan Penghormatan Tokoh Bangsa
Berbagai tokoh nasional menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Kwik. Menteri Pariwisata Sandiaga Uno menulis dalam akun Instagram-nya.
“Indonesia berduka. Telah berpulang salah satu putra terbaik bangsa, Prof. Kwik Kian Gie. Seorang ekonom, pendidik, dan nasionalis sejati yang mengabdikan hidupnya demi kedaulatan ekonomi Indonesia,” tulisnya.
Presiden Prabowo Subianto juga mengungkapkan belasungkawa dan menyebut Kwik sebagai sosok pemikir bangsa yang akan selalu dikenang kontribusinya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengenang Kwik sebagai orang yang menginspirasi dirinya masuk ke dunia politik.
“Saya masuk politik karena terinspirasi oleh semangat Pak Kwik, yang selalu berani mengatakan kebenaran meski melawan arus,” ujar Ahok.
Warisan Pemikiran dan Moral
Kwik Kian Gie dikenal berani berbeda pendapat, bahkan kerap mengkritik partainya sendiri jika kebijakannya dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Ia tidak segan meninggalkan jabatan atau kekuasaan jika hal tersebut bertentangan dengan hati nuraninya.
Dalam berbagai pidatonya, ia kerap menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan keberanian moral dalam membangun bangsa.
“Bila ekonomi dijalankan tanpa hati nurani, yang terjadi bukan kemajuan, tapi ketimpangan dan kehancuran sosial,” demikian salah satu pernyataan terkenalnya.
Selamat Jalan, Guru Bangsa
Kepergian Kwik Kian Gie meninggalkan duka yang mendalam, tetapi juga warisan besar. Pemikiran yang tajam, prinsip yang teguh, dan semangat membela rakyat kecil.
Ia bukan hanya ekonom, tapi juga guru, negarawan, dan simbol idealisme dalam berbangsa.
Rakyat Indonesia akan terus mengenangnya sebagai pejuang ekonomi kerakyatan, pendidik nasionalis, dan tokoh bangsa yang tidak pernah lelah menyuarakan kebenaran.(*)
Penulis : Elis