Headline Jabodetabek

Misteri Kematian Arya Daru Terungkap, Polisi Sebut Bukan Tindak Pidana

INTENS PLUS – JAKARTA. Kepolisian Daerah Metro Jaya akhirnya mengungkap hasil penyelidikan atas kasus kematian Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang ditemukan tak bernyawa di sebuah kamar kos pada Selasa, (8/7) di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. 

Setelah penyelidikan intensif selama lebih dari tiga pekan, polisi menyatakan bahwa kematian Arya disebabkan oleh kekurangan oksigen atau mati lemas, dan tidak ditemukan unsur pidana maupun keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.

“Dari hasil pemeriksaan kami simpulkan bahwa tidak ada peristiwa pidana. Penyebab kematian korban adalah gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernapasan atas yang menyebabkan mati lemas,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra dikutip, Rabu (29/7/2025).

Kondisi Saat Ditemukan dan Hasil Autopsi

Arya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan kepala terlilit lakban dan tubuh diselimuti selimut di atas kasur kamar indekos.

“Korban ditemukan dalam posisi terbaring di atas kasur, kepala tertutup lakban dan tubuh ditutupi selimut,” ujar Kapolres Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro, saat pengungkapan awal kasus, 8 Juli lalu.

Hasil autopsi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan adanya indikasi hipoksia atau kekurangan oksigen pada organ vital seperti jantung dan paru-paru.

“Kami temukan gambaran kekurangan oksigen baik pada jaringan jantung maupun paru-paru. Ada pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah, serta adanya jejas akut,” jelas dr. Yoga Tohjiwa, dokter forensik RSCM.

Istilah jejas, lanjut Yoga, merujuk pada kerusakan sel yang terjadi akibat kekurangan oksigen.

Dalam pemeriksaan laboratorium forensik, tidak ditemukan senyawa toksik atau racun dalam tubuh Arya. Namun, polisi mengonfirmasi adanya kandungan obat paracetamol dan chlorpheniramine.

“Pemeriksaan toksikologi terhadap organ dan cairan tubuh korban tidak menemukan senyawa beracun. Hanya ditemukan kandungan paracetamol dan chlorpheniramine yang biasa digunakan sebagai obat flu,” ungkap AKP Ade Laksono, dari Puslabfor Mabes Polri.

Aktivitas Terakhir Arya Daru Sebelum Tewas

Berdasarkan analisis rekaman CCTV, Arya diketahui mengunjungi Mal Grand Indonesia pada Senin sore, 7 Juli 2025, bersama dua orang lain berinisial V dan D.

“Korban terlihat di mal pada pukul 17.52 WIB. Saat keluar sekitar pukul 21.18 WIB, dia antre taksi sambil membawa tas gendong dan tas belanja,” ungkap Wira.

Namun yang menjadi perhatian adalah perubahan tujuan mendadak Arya. Setelah naik taksi, ia semula berniat ke bandara namun tiba-tiba meminta sopir berputar balik ke Gedung Kemenlu.

“Setelah jalan sekitar 200-300 meter, korban minta sopir balik arah menuju Gedung Kemenlu,” ujar Wira.

Rekaman CCTV Gedung Kemenlu menunjukkan Arya berada di rooftop lantai 12 selama 1 jam 26 menit, hingga hampir tengah malam.

“Dalam video, korban terlihat beberapa kali mencoba menaiki pagar pembatas setinggi 150 cm,” ujar Wira.

Dalam penjelasan tertulis polisi, disebutkan bahwa Arya sempat salah mengirim pesan WhatsApp. Namun, ketika ditanya lebih lanjut, polisi tidak memberikan detail soal isi atau penerima pesan tersebut.

Selain itu, keberadaan handphone utama milik Arya, Samsung S22 Ultra masih belum ditemukan hingga saat ini. Ponsel terakhir terdeteksi aktif saat Arya berada di Grand Indonesia.

“Handphone tersebut off di Grand Indonesia, sehingga sangat sulit dilacak,” kata Wira.

Polisi hanya berhasil menemukan handphone lama milik Arya, yakni Samsung Note 9, yang terakhir aktif pada tahun 2019.

Keluarga Minta Penyelidikan Menyeluruh dan Transparan

Meski pihak kepolisian telah menyatakan tidak ditemukan unsur pidana, keluarga besar Arya Daru Pangayunan berharap proses penyelidikan tetap dilakukan secara menyeluruh, teliti, dan terbuka.

“Kami menghargai upaya penyelidikan, namun berharap semua fakta diperiksa dengan cermat dan profesional,” demikian pernyataan keluarga dalam rilis, Rabu, (30/7/2025).

Keluarga juga menyatakan bahwa Arya merupakan pribadi yang berintegritas, penuh dedikasi, dan mencintai pekerjaannya sebagai diplomat.(*)

Penulis : Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *