INTENS PLUS – BALI. Suasana haru menyelimuti penghujung Kongres ke 6 PDI Perjuangan yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Sabtu (2/8/2025). Di luar dugaan banyak pihak, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto tiba-tiba muncul di tengah-tengah acara.
Kedatangannya sontak mengundang perhatian ribuan kader dan elite partai yang memadati ruangan. Hasto, yang baru saja dibebaskan dari tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah menerima amnesti dari Presiden Prabowo Subianto, langsung berjalan ke panggung tempat Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sedang menyampaikan pidato penutupan. Megawati yang tengah berbicara, sontak tak kuasa menahan tangis dan menghentikan kalimatnya saat melihat Hasto.
Dalam suasana penuh emosi, ia membuka tangan dan memeluk erat Hasto di atas podium. Wajah Megawati terlihat berlinang air mata, membuat ribuan peserta yang hadir ikut terhanyut dalam suasana.
“Anak saya kembali! Ini bukti bahwa kebenaran pasti menang!” seru Megawati dengan suara bergetar, disambut sorak tepuk tangan para kader.
Momen tersebut menjadi titik puncak emosional dari Kongres ke 6 yang berlangsung selama tiga hari penuh, sejak Kamis (31/7) hingga Sabtu (2/8).
Kongres kali ini mengusung tema “Satyam Eva Jayate: Berderap Dalam Satu Rampak Barisan”, dan digelar secara tertutup dengan pengamanan ketat oleh Satgas Cakra Buana.
Megawati Kembali Dikukuhkan
Dalam kongres tersebut, Megawati Soekarnoputri kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan secara aklamasi, memperpanjang kepemimpinannya yang telah berlangsung sejak 1999.
Tidak ada perdebatan mengenai regenerasi dalam tubuh partai, dan mayoritas peserta menyatakan kesetiaan penuh pada kepemimpinan Megawati.
Kongres juga mengesahkan arah strategis partai menuju Pemilu 2029, dengan penekanan pada ideologi Pancasila, penguatan kaderisasi, dan konsolidasi internal.
Nama-nama seperti Puan Maharani dan Prananda Prabowo kembali disebut dalam jajaran pimpinan DPP.
Gubernur Bali dua periode sekaligus Ketua DPD PDIP Provinsi Bali, Wayan Koster mengatakan kehadiran Hasto dalam kongres ini bukan hanya simbol kembalinya tokoh kunci partai, tetapi juga menjadi pesan politik bagi publik bahwa PDIP tetap solid meski diterpa badai hukum.
Menurutnya, banyak peserta menilai amnesti terhadap Hasto sebagai manuver politik besar yang menandai mulai menghangatnya komunikasi antara PDIP dan pemerintah.
“Pak Hasto adalah simbol militansi dan kesetiaan. Ia tetap diam selama di tahanan, dan kembali ke tengah barisan,” ujarnya.
Usai berpelukan dengan Megawati, Hasto sempat menyapa para peserta dengan senyum haru dan memberikan hormat ke arah barisan kader. Ia tidak menyampaikan pidato resmi, namun kehadirannya sudah cukup untuk membangkitkan euforia kongres.
Kongres VI PDIP di Bali resmi ditutup Sabtu sore, pukul 16.30 WITA dengan penyerahan hasil rekomendasi internal partai. Ribuan kader meninggalkan lokasi dengan semangat baru, menyongsong perjuangan lima tahun ke depan dalam barisan yang kembali rapat.(*)
Penulis : Elis