INTENS PLUS – JAKARTA. Olahraga padel terus mencuri perhatian dunia. Perpaduan antara tenis dan squash ini kini telah menjelma menjadi salah satu olahraga dengan pertumbuhan tercepat secara global.
Dengan lebih dari 30 juta pemain aktif di lebih dari 120 negara, padel tak lagi sekadar tren sesaat, melainkan menjadi gaya hidup baru di kalangan urban modern.
Laporan tahunan Playtomic Global Padel Report 2025 menyebutkan bahwa sepanjang tahun lalu, lebih dari 7.000 lapangan baru dibangun di seluruh dunia, sebuah pertumbuhan sebesar 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan, secara statistik, satu lapangan padel dibuka setiap 2,5 jam di berbagai belahan dunia. Dari Spanyol ke Jakarta, Padel Merambah Asia Tenggara
Spanyol masih menjadi pusat perkembangan padel global dengan lebih dari 5 juta pemain aktif, disusul Italia, Prancis, Argentina, dan Swedia. Namun, kawasan Asia Tenggara juga menunjukkan lonjakan minat yang menjanjikan, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, padel mulai dikenal sekitar tahun 2022 dan kini kian populer di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya.
Berdasarkan estimasi komunitas lokal, saat ini terdapat sekitar 5.000 hingga 8.000 pemain aktif, dengan jumlah lapangan yang tersebar di lebih dari 15 lokasi nasional.
“Dulu padel hanya dimainkan oleh ekspatriat. Tapi sekarang, anak muda lokal pun banyak yang ikut main, terutama karena padel itu fun, sosial, dan bisa dimainkan siapa saja,” ujar Ryan Putra, salah satu pengelola Padel Arena Jakarta.
Komunitas Tumbuh Bersama Gaya Hidup
Yang membedakan padel dari olahraga raket lainnya adalah nuansa sosial yang kental. Dimainkan oleh empat orang di lapangan berdinding kaca, padel mendorong interaksi dan kekompakan antarpemain, baik pemula maupun profesional.
Di Jakarta dan Bali, telah muncul puluhan komunitas padel aktif yang rutin menggelar “fun match”, coaching clinic, hingga turnamen sosial.
Komunitas seperti Jungle Padel Community, BSD Padel Lovers, hingga Ladies Padel Indonesia menjadi wadah baru bagi para penggemar olahraga sekaligus gaya hidup sehat.
“Banyak yang awalnya ikut karena diajak teman, tapi setelah sekali main, mereka ketagihan. Padel punya daya tarik seperti yoga 10 tahun lalu, sehat tapi tetap keren dan estetik,” ungkap Nadia Safira, salah satu inisiator komunitas padel wanita di Bali.
Peluang Bisnis yang Kian Menggiurkan
Tak hanya menyedot perhatian sebagai olahraga populer, padel juga menjadi lahan bisnis yang sangat menjanjikan. Biaya pembangunan satu lapangan padel outdoor berkisar antara Rp500 juta hingga Rp800 juta, sementara sewa lapangan per jam bisa mencapai Rp300 ribu hingga Rp500 ribu tergantung lokasi dan waktu.
Dengan tingginya minat dan masih minimnya pesaing, banyak pelaku usaha mulai melirik padel sebagai peluang investasi.
Beberapa pengusaha bahkan menggabungkan konsep padel dengan kafe, gym, atau area co-working untuk menciptakan ekosistem gaya hidup yang lebih holistik.
“Pasarnya sangat prospektif. Kita bicara soal kelas menengah atas yang butuh ruang olahraga yang fun dan eksklusif. Kombinasi padel, kafe sehat, dan event mingguan sangat menjual,” kata Aldo Santoso, founder startup sportainment lokal yang sedang membangun lapangan padel di BSD.
Menuju Padel Nasional
Indonesia kini juga mulai bergerak membentuk struktur kompetisi nasional, setelah suksesnya turnamen pertama bertajuk SIRNAS Padel Indonesia 2024. Rencana pembentukan federasi padel nasional yang terdaftar di Federasi Internasional Padel (FIP) mulai dikaji oleh sejumlah tokoh olahraga.
Dengan dukungan pemerintah dan sektor swasta, padel diproyeksikan tidak hanya menjadi tren perkotaan, tetapi juga bisa merambah sekolah dan wilayah-wilayah luar Jawa sebagai olahraga alternatif yang mudah dipelajari namun tetap menantang.
Padel: Lebih dari Sekadar Olahraga
Padel telah menjelma menjadi fenomena global. Lebih dari sekadar olahraga, padel menjadi bagian dari gaya hidup baru, di mana kesehatan, pertemanan, dan hiburan berpadu dalam satu aktivitas. Di Indonesia, komunitas padel masih muda, tapi semangatnya besar.
Dengan dukungan yang tepat, padel berpotensi menjadi olahraga massal yang membentuk ekosistem bisnis, budaya, dan prestasi nasional.(*)
Penulis : Elis