Headline Yogyakarta

Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Rakernas JKPI 2025, Warisan Budaya Nusantara Menggema Lewat PMI dan FESTA

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Kota Yogyakarta resmi menjadi tuan rumah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) tahun 2025. Perhelatan budaya ini dibuka melalui dua rangkaian utama yaitu Pasar Malam Indonesia (PMI) dan Festival Jogja Kota (FESTA) yang berlangsung sejak Selasa (5/8), dilanjutkan dengan acara pembukaan Rakernas di Hotel Tentrem pada malam harinya.

Acara berlangsung selama lima hari (5 – 9 Agustus 2025) di sejumlah titik strategis seperti Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) yang menjadi pusat kegiatan budaya, pameran, hingga pertunjukan seni. Total 59 dari 75 anggota JKPI hadir dalam Rakernas tahun ini, termasuk para wali kota dan kepala daerah dari berbagai wilayah di Indonesia.

Pasar Malam Indonesia, Kolaborasi Budaya Nusantara

PMI membuka kemeriahan Rakernas dengan menyuguhkan kekayaan budaya dari seluruh Nusantara. Puluhan delegasi JKPI hadir membawakan pertunjukan seni tradisional, pameran Warisan Budaya Takbenda (WBTb), latihan kolaboratif wayang dan karawitan (Gladhen Wayang dan Karawitan Rumaket), serta sajian kuliner lokal melalui booth “Warung Kota”.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan karena Yogyakarta dipercaya menjadi tuan rumah Rakernas XI JKPI.

“Mari kita hidupkan budaya Nusantara, karena setelah kita berdaulat secara politik dan mandiri secara ekonomi, yang terpenting berikutnya adalah kepribadian dalam kebudayaan,” kata Hasto.

Ia juga memperkenalkan TBEG sebagai ruang budaya baru yang baru diresmikan sebulan lalu. Tempat ini diharapkan menjadi pusat aktivitas budaya dan ekonomi kreatif masyarakat Yogyakarta.

FESTA 2025, Kumandhang dari Empat Kawasan Warisan Budaya

Masih di hari yang sama, Festival Jogja Kota (FESTA) 2025 dibuka secara resmi di Main Entrance TBEG. FESTA kali ini menjadi bagian integral dari Rakernas JKPI, mengangkat tema “Kumandhang” yang bermakna seruan untuk mengingat dan merawat nilai-nilai luhur budaya lokal.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, mengatakan bahwa FESTA menghadirkan partisipasi dari 14 kemantren yang mewakili empat kawasan cagar budaya utama. Antara lain Kraton, Pakualaman, Kotagede, dan Kotabaru. Setiap kawasan menampilkan ciri khas masing-masing, dari spiritualitas hingga pluralisme.

Seremoni pembukaan FESTA ditandai dengan tarian pembuka oleh empat gadis penari, pemotongan tumpeng, dan simbolisasi kendi air dari empat kawasan cagar budaya. Semangat gotong royong dan filosofi lokal menjadi pesan utama dalam perayaan ini.

Rakernas Dibuka Resmi di Hotel Tentrem, 59 Kepala Daerah Hadir

Puncak pembukaan Rakernas berlangsung Selasa malam (5/8) di Hotel Tentrem Yogyakarta, yang dihadiri 56 kepala daerah serta tamu undangan dari pusat dan daerah. Kegiatan diawali dengan pertukaran cinderamata antar delegasi, sambutan tuan rumah, makan malam bersama, dan pertunjukan dari Orkes Sinten Remen.

Dalam sambutannya, Wali Kota Hasto menekankan tema Rakernas XI “Resiliensi Kawasan Cagar Budaya Guna Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan”.

Ia menyebut kawasan Kraton, Kotagede, Pakualaman, dan Kotabaru sebagai pusat kebudayaan yang menjadi kekuatan utama Yogyakarta.

“JKPI ini menggugah masyarakat kota dan kabupaten untuk selalu peduli terhadap pusaka budaya. Karena setiap kota adalah cerita, dan setiap cerita adalah warisan,” tegas Hasto.

Selain itu, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, turut menyampaikan ucapan selamat datang. Ia menyoroti kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang baru ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia, sebagai bukti komitmen DIY dalam menjaga nilai-nilai tradisi.

Kementerian Kebudayaan Siap Dukung Pemajuan Budaya

Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, yang hadir membuka PMI menegaskan bahwa pemajuan budaya adalah bentuk investasi peradaban. Ia menyampaikan bahwa DIY menjadi contoh provinsi dengan regulasi dan alokasi anggaran besar untuk budaya, dan hasilnya terlihat dalam pertumbuhan pariwisata serta kebahagiaan warganya.

“Kami siap kolaborasi dalam penyusunan peraturan dan penambahan anggaran demi pemajuan budaya di seluruh kota pusaka,” ujar Giring.

Ketua Presidium JKPI, H. Muhammad Yamin HR, menegaskan pentingnya JKPI sebagai forum nasional dalam merawat dan menghidupkan pusaka budaya.

Ia mengajak seluruh anggota JKPI untuk aktif menjadikan warisan budaya sebagai modal sosial dan ekonomi, bukan sekadar kenangan.

“Setiap kota adalah cerita, dan setiap cerita adalah warisan untuk generasi mendatang,” tutup Yamin.(*)

Penulis : Elis

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *