Pendidikan Yogyakarta

Talent Development Class 2025 UGM Hadirkan Kolaborasi Akademisi dan Industri, TikTok Shop hingga YPTI Jadi Mitra

INTENS PLUS –  YOGYAKARTA. Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) menggelar program Talent Development Class (TDC) 2025 sebagai jembatan strategis antara dunia akademik dengan kebutuhan industri. 

Program ini dirancang untuk mengurangi kesenjangan antara pendidikan tinggi dengan pasar kerja melalui pelatihan terintegrasi yang melibatkan enam perusahaan swasta terkemuka.

Direktur Utama GIK UGM, Alfatika Aunuriella Dini, menjelaskan bahwa TDC 2025 hadir sebagai wadah kolaborasi yang menggabungkan kekuatan akademik dengan keterampilan praktis dari dunia profesional.

“Program Talent Development Class 2025 kali ini bertujuan untuk menjembatani akademisi dan industri melalui pelatihan yang menggabungkan keahlian dunia kerja dengan pendekatan akademik,” ujarnya. Rabu (20/8/2025).

Enam perusahaan swasta yang menjadi mitra TDC 2025 adalah Tech Connect, ekosistem inovasi teknologi lintas sektor.

Sinar Mas Agribusiness and Food, penggerak agribisnis berkelanjutan dan agroekologi. Paragon Corp, pionir FMCG kosmetik dan perawatan diri di Indonesia. TikTok Shop by Tokopedia, platform e-commerce berbasis konten kreatif dan interaktif. PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI), pelopor manufaktur presisi di Indonesia. serta Yandex, perusahaan teknologi global penyedia mesin pencari dan layanan digital.

Setiap mitra menghadirkan topik spesifik sesuai aspirasi karier mahasiswa, dengan metode pembelajaran berupa 36 sesi daring dan 28 sesi luring per semester. Peserta juga akan mengerjakan project development atau capstone project untuk menjawab tantangan industri nyata.

Menariknya, salah satu mitra, TikTok Shop by Tokopedia, akan mengusung konsep berbeda dengan menyiapkan pelatihan livestreaming. Mahasiswa TDC berkesempatan menjadi host livestreamer profesional serta memperoleh sertifikat resmi.

Melalui TDC 2025, mahasiswa akan mendapatkan Comprehensive Learning Experience yang mencakup kelas pengantar, project development, hingga penyusunan portofolio. Model pembelajaran ini diharapkan menghasilkan talenta yang unggul dan siap bersaing di dunia kerja.

Acara pembukaan Talent Development Class 2025 digelar mulai 19 Agustus 2025 di Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM, mulai pukul 12.00 hingga 16.00 WIB. 

Opening ceremony, dihadiri langsung oleh Rektor UGM, Wakil Rektor UGM, jajaran direksi mitra TDC 2025, 20 dekan dari berbagai fakultas, serta 374 mahasiswa UGM yang terpilih sebagai peserta.

Salah satu mitra, PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI), menegaskan pentingnya peran TDC dalam memperkenalkan industri manufaktur presisi yang selama ini kurang dikenal masyarakat. 

Direktur PT YPTI, Petrus Tedja Hapsoro, mengatakan industri di Indonesia sering terjebak pada sektor hulu (tambang) dan hilir (produk jadi), sementara industri tengah seperti manufaktur komponen masih kurang mendapat perhatian.

“Kalau kita mau maju ke industri manufaktur, industri di tengah ini harus dikeluarkan. Kita mau bikin pesawat terbang atau alat kesehatan, komponennya sering tidak ada di dalam negeri. Karena itu, saya ingin lewat TDC ini mahasiswa mengenal bagaimana teknologi manufaktur bekerja,” jelasnya.

Petrus menambahkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun sering kali hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah tanpa nilai tambah. Ia menekankan pentingnya membangun industri komponen di dalam negeri agar mampu mendukung kemandirian, mulai dari otomotif, pesawat terbang, hingga alat kesehatan.

YPTI sendiri telah terlibat dalam rantai pasok global, termasuk menjadi pemasok komponen untuk Turkish Aerospace dalam pembuatan pesawat generasi kelima. Hal ini membuktikan bahwa industri manufaktur Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang asalkan didukung oleh talenta muda berkualitas.

Dengan sinergi antara UGM, enam perusahaan swasta, dan ratusan mahasiswa peserta, TDC 2025 diharapkan melahirkan talenta unggul yang tidak hanya siap kerja tetapi juga mampu menghadirkan solusi inovatif bagi tantangan industri.

Program ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus terus berkolaborasi dengan dunia usaha untuk memastikan lulusannya relevan dengan kebutuhan zaman.(*)

Penulis : Elis

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *