INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Maraknya aksi demonstrasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya di Kota Yogyakarta, berdampak langsung pada dunia pendidikan. Demi menjaga keselamatan peserta didik, guru, dan orang tua, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta resmi menginstruksikan agar seluruh sekolah melaksanakan pembelajaran daring selama dua hari, 1–2 September 2025.
Instruksi tersebut tertuang dalam surat edaran yang ditandatangani langsung oleh Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori. Edaran ditujukan kepada seluruh kepala sekolah mulai dari tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, hingga SPNF se-Kota Yogyakarta.
“Keselamatan dan kenyamanan peserta didik merupakan prioritas utama. Oleh karena itu, pembelajaran daring diharapkan menjadi solusi terbaik sementara waktu,” Budi dalam keterangan resminya. Senin (1/8/2025).
Empat Poin Penting Instruksi Disdikpora
Dalam surat edaran tersebut, terdapat empat poin kebijakan yang wajib dijalankan sekolah:
- Seluruh pembelajaran dilakukan secara daring selama dua hari pada 1–2 September 2025.
- Kegiatan di luar sekolah seperti perkemahan dan aktivitas luar ruang lainnya ditunda hingga situasi kembali kondusif.
- Koordinasi dengan orang tua/wali murid ditingkatkan agar anak-anak tetap dalam pengawasan selama belajar dari rumah.
- Seluruh warga sekolah diajak berperan aktif menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.
Pemerintah Kota Yogyakarta berharap masyarakat tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, dan ikut menjaga kondusivitas.
“Kami mengajak semua pihak, termasuk warga sekolah dan orang tua, untuk bersama-sama menjaga keamanan lingkungan agar situasi tetap terkendali,” tegas Budi.
Dengan penerapan pembelajaran daring selama dua hari, diharapkan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan keamanan anak-anak.
“Kami memastikan akan terus memantau perkembangan situasi untuk menentukan langkah selanjutnya,” kata Budi.
Sekolah Muhammadiyah di Jogja Juga Ambil Langkah Antisipatif
Selain instruksi dari Disdikpora, sejumlah sekolah di Kota Yogyakarta juga telah mengambil langkah antisipatif. SD Muhammadiyah Sokonandi 1 dan 2, misalnya, mengumumkan bahwa kegiatan belajar pada Senin, 1 September 2025 dilaksanakan secara online melalui Google Meet dan ditindaklanjuti dengan penugasan.
Kepala SD Muhammadiyah Sokonandi 1, Anis Rofiah, menegaskan bahwa keputusan ini diambil demi melindungi murid serta memberikan rasa tenang bagi orang tua. Hal senada disampaikan Kepala SD Muhammadiyah Sokonandi 2, H. Sofyan, yang meminta orang tua turut mendampingi anak-anak selama pembelajaran jarak jauh.
Kebijakan ini diambil menyusul meningkatnya eskalasi aksi massa di Yogyakarta sejak akhir Agustus 2025. Aksi yang diikuti ribuan massa dari berbagai elemen kerap dipusatkan di titik-titik strategis, termasuk kawasan pusat kota dan sekitar perkantoran pemerintahan.
Beberapa aksi bahkan berujung pada kericuhan sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat luas, termasuk dunia pendidikan.
Situasi tersebut membuat sekolah-sekolah memilih menunda pembelajaran tatap muka demi keselamatan peserta didik.(*)
Penulis : Elis