INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Hotel GRAMM Ambarrukmo resmi membuka pameran seni rupa bertajuk “Break First, Art Photograpaint, Sebuah Dialog Dua Dunia”.
Pameran ini menandai debut karya seni rupa Anang Batas yang untuk pertama kalinya menghadirkan eksperimen visual lintas medium antara fotografi dan seni lukis.
Pameran yang digelar di area lobi dan SMARA Resto, ini dapat diakses gratis oleh publik hingga 25 November 2025.
General Manager Hotel GRAMM Ambarrukmo, Aris Retnowati menyampaikan bahwa kehadiran pameran ini merupakan bagian dari komitmen hotel untuk menghadirkan ruang kolaborasi lintas komunitas. Menurutnya, hotel bukan sekadar tempat menginap, melainkan ruang perjumpaan ide, kreativitas, dan pengalaman yang berkesan.
“Saya ingin hotel ini menjadi bagian dari denyut kebudayaan Yogyakarta, dengan menghadirkan karya seni di ruang publik. Kami berharap pengunjung maupun masyarakat mendapat pengalaman berkesan di Hotel kami,” ujarnya dikutip, Sabtu (28/9/2025).
Dalam pameran ini, Anang Batas memperkenalkan konsep Art Photograpaint. Sebuah pendekatan artistik yang lahir dari perpaduan presisi fotografi dan kebebasan seni lukis.
Ia memotret berbagai tema seperti burung endemik, lanskap alam liar, situs budaya, hingga potret sosial masyarakat. Foto-foto tersebut kemudian dicetak di atas kanvas dan diberi respon artistik melalui sapuan cat akrilik.
Hasilnya adalah karya hibrida, dokumentasi visual yang presisi sekaligus ekspresi emosional yang cair pada alam.
“Saya ingin menghadirkan dialog dua dunia, antara fotografi sebagai dokumentasi dan seni lukis sebagai luapan ekspresi,” jelas Anang Batas.
Pada sambutannya ia memaparkan, pemilihan judul Break First sarat makna reflektif sekaligus personal. Kata break merepresentasikan keberanian untuk berhenti sejenak, mengambil jarak, dan memecah rutinitas yang mengekang.
Sedangkan first menandai langkah awal pameran perdana Anang Batas sekaligus debutnya memasuki dunia seni rupa.
“Melalui karya ini, saya ingin mengajak penonton untuk memberi ruang jeda dalam kehidupan, merenungkan kembali makna sederhana, dan membuka kemungkinan baru dalam perjalanan personal maupun artistik,” tutur Anang.(*)
Penulis : Elis