INTENS PLUS – JAKARTA. Tragedi penerbangan militer kembali mengguncang Rusia. Sebuah pesawat angkut berat legendaris Antonov An-22 “Antei” dilaporkan jatuh saat menjalani uji terbang (test flight) di Wilayah Ivanovo, sekitar 200 kilometer sebelah timur Moskow, pada Selasa (9/12/2025). Seluruh tujuh awak dan teknisi yang berada di dalam pesawat dinyatakan tewas.
Pesawat nahas tersebut diketahui tengah melakukan penerbangan verifikasi pasca-perawatan besar (overhaul). Uji terbang ini merupakan tahap krusial untuk memastikan seluruh sistem pesawat kembali berfungsi normal sebelum dioperasikan secara penuh.
Pesawat tersebut diyakini memiliki registrasi RF-08832 dan dikenal dengan nama “Vasiliy Semenenko”, salah satu unit An-22 terakhir yang masih aktif di Angkatan Udara Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa kecelakaan terjadi saat pesawat dalam misi uji terbang dan jatuh di kawasan tak berpenghuni.
“Hari ini di kawasan Ivanovo, saat uji terbang setelah perbaikan, sebuah pesawat transportasi militer AN-22 jatuh. Pesawat jatuh di kawasan tak berpenghuni,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Jatuhnya pesawat dilaporkan berlangsung sangat mengerikan. Kantor berita negara TASS mengonfirmasi bahwa seluruh tujuh orang di dalam pesawat tewas di lokasi kejadian. Lebih jauh, surat kabar Kommersant mengutip sumber Kementerian Pertahanan yang menyebut bahwa pesawat tersebut “tiba-tiba mulai pecah di udara” sebelum akhirnya menghantam permukaan.
Pecahan badan pesawat berukuran besar ditemukan tersebar di daratan dan mengambang di perairan Waduk Uvodskoye, dekat Distrik Furmanovsky. Fakta ini mengindikasikan kemungkinan terjadinya kegagalan struktur yang bersifat katastropik saat pesawat masih berada di ketinggian.
Pesawat An-22 tersebut dioperasikan oleh kru dari Resimen Penerbangan Transportasi Militer ke-8 yang bermarkas di Tver/Migalovo. Beruntung, lokasi jatuhnya berada di area tidak berpenghuni sehingga tidak ada korban sipil.
Menindaklanjuti insiden ini, Komite Investigasi Rusia langsung membuka kasus kriminal berdasarkan Pasal 351 KUHP Rusia, terkait dugaan pelanggaran aturan penerbangan militer yang mengakibatkan kematian. Tim khusus dari Angkatan Udara Rusia (VKS) juga telah diterjunkan untuk melakukan penyelidikan teknis secara menyeluruh.
Hingga kini, belum ada indikasi keterlibatan pihak luar, termasuk Ukraina, meskipun konflik Rusia dan Ukraina masih berlangsung.
Dugaan awal penyebab kecelakaan mengarah pada dua faktor utama, yakni kegagalan teknis akibat usia pesawat yang sudah sangat tua, serta kemungkinan kesalahan dalam proses perawatan dan perakitan saat overhaul.
Karena kecelakaan terjadi tepat setelah perbaikan besar, kualitas maintenance menjadi fokus utama penyelidikan.
Antonov An-22 “Antei” merupakan ikon kejayaan industri penerbangan Uni Soviet. Pesawat ini pertama kali melakukan penerbangan pada tahun 1965 dan hingga kini masih tercatat sebagai pesawat turboprop terbesar di dunia.
Pesawat raksasa ini ditenagai oleh empat mesin turboprop Kuznetsov NK-12MA dengan baling-baling kontra-rotasi delapan bilah yang ikonik. Kapasitas angkut maksimalnya mencapai 80 ton, memungkinkan pesawat ini membawa kendaraan tempur berat, helikopter, peralatan militer besar, hingga ratusan pasukan dalam satu kali terbang.
Untuk misi jarak jauh, An-22 biasanya diawaki oleh lima hingga enam personel, termasuk pilot, kopilot, navigator, insinyur penerbangan, operator radio, dan teknisi kargo.
Hasil investigasi resmi penyebab pasti jatuhnya salah satu pesawat angkut terbesar dan paling legendaris dalam sejarah penerbangan dunia tersebut masih di selidiki dan belum terungkap.(*)
Penulis : Elis
