INTENS PLUS – BANDA ACEH. Bencana banjir bandang dan longsor melanda sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh, Sumatra, pada Selasa (16/12/2025), dan menimbulkan kerusakan infrastruktur dalam skala besar.
Ribuan rumah warga rusak hingga hilang, juga ratusan ribu jiwa terdampak, dan ratusan korban jiwa dilaporkan meninggal dunia.
Di tengah upaya penanganan darurat, dugaan aktivitas pembalakan liar (illegal logging) mencuat dan diduga memperparah bencana.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mencatat sedikitnya 1.219 rumah warga hilang tersapu banjir bandang. Bahkan, satu dusun yakni Dusun Lhok Pungki, Gampong Gunci, Kecamatan Sawang, dilaporkan lenyap akibat terjangan banjir.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Muntasir Ramli, mengatakan bencana tersebut menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal.
“Berdasarkan data, tercatat 117.291 rumah terendam, 16.793 rumah rusak berat, 6.134 rusak sedang, dan 15.126 rusak ringan. Selain kerusakan permukiman, bencana banjir dan longsor di Aceh Utara juga menelan korban jiwa. Sebanyak 166 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 90 persen wilayah Aceh Utara yang mencakup 27 kecamatan dan 852 desa terendam banjir dan lumpur,” ungkapnya dikutip Kamis (18/12/2025)
Secara keseluruhan, bencana tersebut berdampak pada 124.544 kepala keluarga atau 428.271 jiwa, dengan 18.858 KK atau 71.637 jiwa masih mengungsi di berbagai titik pengungsian.
Muntasir menjelaskan, fokus utama pemerintah daerah saat ini adalah penanganan pengungsi, distribusi logistik, pencarian korban meninggal dan hilang, serta pemulihan pelayanan kesehatan dan akses transportasi darat.
Namun, penanganan di lapangan masih menghadapi banyak kendala. Listrik dan jaringan komunikasi belum pulih sepenuhnya sehingga menghambat distribusi bantuan, pasokan air bersih, pendataan korban, serta distribusi gas elpiji.
Ketersediaan obat-obatan dan alat berat juga masih terbatas, terutama untuk membuka akses jalan desa yang terisolir.
“Bupati Aceh Utara telah melaporkan langsung kondisi dan kendala ini kepada Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat serta meminta bantuan tambahan,” kata Muntasir.
Di Kabupaten Aceh Timur, bencana banjir bandang turut memunculkan dugaan kuat adanya aktivitas pembalakan ilegal di wilayah hulu sungai.
Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al-Farlaky, menemukan tumpukan kayu balok berukuran besar serta lima rakit kayu yang sengaja diikat di Sungai Pante Kera, Kecamatan Simpang Jernih.
“Kayu-kayu ini tidak mungkin berada di sini secara alami. Ini menandakan adanya aktivitas penebangan ilegal yang sangat merugikan masyarakat,” kata Iskandar saat meninjau lokasi bencana.
Menurutnya, tumpukan kayu tersebut diduga menyumbat aliran sungai dan menjadi salah satu faktor yang memperparah banjir bandang ketika debit air meningkat akibat hujan deras.
Pemerintah daerah pun meminta aparat penegak hukum menyelidiki temuan tersebut dan menindak tegas pelaku pembalakan liar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Timur, mencatat kerugian sementara akibat bencana hidrometeorologi mencapai Rp5,39 triliun.
Kerugian tersebut mencakup kerusakan rumah warga, fasilitas umum, infrastruktur, serta dampak ekonomi masyarakat.
Banjir di Aceh Timur berdampak pada 267.714 jiwa dari 64.610 keluarga yang tersebar di 24 kecamatan. Dari jumlah tersebut, 44.941 jiwa masih mengungsi di ratusan titik pengungsian.
Pemerintah pusat dan daerah bersama TNI, hingga Polri terus mempercepat penanganan darurat. BNPB menyalurkan bantuan dana Rp600 ribu per bulan selama enam bulan kepada keluarga korban banjir di Aceh Timur, serta menyiapkan hunian sementara dan rencana pembangunan hunian tetap bagi warga yang rumahnya rusak berat atau hilang.
Selain itu, TNI membangun jembatan darurat (bailey) untuk membuka kembali akses antarwilayah, sementara Polri membantu penyediaan air bersih, fasilitas MCK, serta distribusi obat-obatan di wilayah terdampak.
Pemerintah daerah setempat, mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, sembari menegaskan komitmen untuk mempercepat pemulihan dan memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi.(*)
Penulis : Elis
