INTENS PLUS – JAKARTA. Pesona Megawati Hangestri Pertiwi di Liga Bola Voli Korea menyita perhatian banyak pecinta voli. Namun, media dan warga Negeri Ginseng justru mengkritik dan memprotes penggemar perempuan 24 tahun dengan julukan ‘Megatron’ itu.
Salah satu kritik keras, dituliskan oleh Naver. Media ini memberikan perhatian khusus pada pertandingan Red Sparks, tim Megatron, saat melawan Gwangju AI Peppers di Yeomju Gymnasium, Senin (6/11).
Dalam pertandingan itu fans asal Indonesia dilaporkan datang ke Stadion Pappers dengan menyewa tiga bus. Jumlah tersebut lebih banyak ketimbang saat Red Sparks melawan Hi Pass yang diperkirakan hanya 70 orang.
“Suporter Pepper Savings Bank yang kalah pada pertandingan hari itu, harus mengerutkan kening dua kali. Hal ini disebabkan adanya masalah dengan cara pandang beberapa penggemar tandang Indonesia yang datang ke Gwangju untuk mendukung Mega,”tulis Naver yang diketahui pada rabu(8/11/2023)
Diberitakan pula, fans bola voli Korea juga terganggu dengan kertas dukungan yang dibawa suporter Indonesia karena bermuatan politik. Ada juga yang mengkritik saat suporter Indonesia mengejek pemain AI Peppers yang melakukan servis.
Namun, berdasarkan peraturan KOVO saat ini, tidak ada pedoman khusus yang secara tegas melarang plakat dan alat sorak-sorai yang dipasang berbau politik di tribune penonton, sehingga tidak ada dasar sanksi terhadap penggemar yang bersangkutan.
Yang tidak kalah jadi perhatian adalah saat bendera Korea Selatan dituliskan nama ‘Mega’ menggunakan lakban. Menurut sebagian orang Korea, hal tersebut menghina negara.
Mhnse menyoroti fans yang menulis nama ‘Mega’ dan menempelkannya pada bendera Korea Selatan dengan lakban. Menurut sebagaian warga Korea, itu termasuk menghina negara.
“Sebagai syarat subjektif dari tindak pidana pokok, maka merupakan tindak pidana yang mempunyai tujuan yang sengaja menghina negara asing.”
“Namun, karena tidak diungkapkan secara jelas tujuan penghinaan terhadap negara atas tindakan suporter tersebut, sulit menentukan apakah mereka jelas-jelas dapat dikenakan hukuman. Di sinilah perlunya harga diri yang berdasarkan akal sehat,” tulis Mhnse.
Selain media, warganet Korea pun melayangkan protes dengan menyerbu kolom komentar di unggahan media sosial Red Sparks.
Protes yang dilayangkan penggemar bola voli Korea terkait etika suporter Indonesia yang kerap berdiri dan menghalangi pandangan penonton lain di baris belakang.
“Hari ini ada suporter Indonesia yang pergi ke Gwangju dengan tiga bus dan ada sekitar 200 orang yang menyuarakan dukungan dalam sebuah kelompok. Tentu bagus untuk memberikan dukungan pada tim, termasuk pada Mega dan Park Hye Min,” tulis salah seorang netizen penggemar bola voli asal Korea di media sosial yang dikutip pada Senin (6/11).
“Namun berdiri dan menghalangi pandangan penonton lain atau bahkan pindah ke area tempat duduk penonton tuan rumah lalu berteriak dengan tidak sopan adalah sebuah tindakan yang tidak patut. Red Sparks dan Federasi Bola Voli Korea memperhatikan soal perilaku suporter,” sambung netizen tersebut.
Tak hanya itu, aksi suporter Indonesia yang sering menyoraki lawan saat melakukan servis juga ikut menjadi sorotan penggemar bola voli Korea.
Sorakan terhadap lawan tersebut dianggap sebagai hal yang sebetulnya tidak perlu dilakukan ketika memberikan dukungan terhadap tim kebanggaan.
Bahkan, banyak juga penggemar bola voli asal Indonesia lainnya yang justru meminta agar para penggemar Megawati yang hadir di arena pertandingan untuk menjaga sikap dan menjaga reputasi idolanya serta Indonesia.
“Berhentilah mencemooh pada saat lawan servis,” kata warganet.
“Suporter Indonesia, setidaknya jaga sikap dan bertindak dengan melihat keadaan sekitar,” tulis warganet lainnya.
“Untuk suporter Indonesia, alangkah baiknya untuk juga meneriakkan nama tim, bukan Mega saja karena di tim itu bukan hanya Mega. Mohon hargai perjuangan timnya,” warganet lain berkomentar.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko