INTENS PLUS – JAKARTA. Makanan manis memiliki banyak penggemar. Sebut saja seperti bolu, cookies, coklat, permen. Bukankah rasanya enak dan mengenyangkan?
Minuman manis pun juga begitu digandrungi, terutama di kalangan anak muda. Bahkan akhir-akhir ini, berbagai minuman kekinian menjamur di mana-mana, mulai dari teh, kopi, boba, dan variasi minuman lainnya. Minuman ini kian menjadi tren di Indonesia, selain rasanya nikmat dan dapat membantu melepaskan dahaga.
Meski rasanya nikmat, kudapan manis dapat membahayakan kesehatan. Apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan.
Kudapan manis mengandung banyak kalori. Hal ini bisa menyebabkan seseorang kelebihan berat badan hingga mengalami obesitas. Padahal, obesitas itu mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.
Selain tinggi gula, produk makanan dan minuman manis tidak banyak mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh. Gula merupakan karbohidrat sederhana, sehingga akan lebih cepat diserap oleh tubuh yang dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih cepat lemas dan mengantuk. Konsumsi gula secara berlebihan dikaitkan dengan peningkatan berat badan dan munculnya beragam penyakit, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.
Penelitian oleh Dwi Setyarini, SKM, M.Gz, RD menunjukkan bahwa konsumsi 2–6 gelas minuman manis setiap minggunya dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 6%. Sementara konsumsi 1–2 gelas minuman manis per hari dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 14%.
“Selain itu, mengkonsumsi 1–2 gelas minuman manis setiap harinya dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 sebanyak 26%,” bebernya. Rabu(22/11/2023).
Penelitian yang diterbitkan oleh Chan School of Public Health, Harvard University, menemukan bahwa semakin banyak minuman bergula yang dikonsumsi seseorang, semakin besar pula risiko kematian dini bagi orang tersebut. Penelitian itu dilakukan pada Maret 2019 dengan menganalisis data dari 37 ribu laki-laki dan 80 ribu perempuan selama 30 tahun.(*)
Penulis: Fatimah Purwoko