Ekonomi Headline Nasional

Harga Cabai Terus Merangkak Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Langkah Kementan Selanjutnya?

INTENS PLUS – JAKARTA – Jelang akhir tahun, dinamika harga cabai naik di sejumlah daerah kian menjadi sorotan.

Tentu saja hal ini tak lepas dari peran Kementerian Pertanian (Kementan) yang kekinian tengah melakukan pemantauan secara rutin terkait harga cabai di pasaran.

Andi Amran Sulaiman melalui pernyataan resminya dengan tegas menekankan pentingnya kehadiran Kementan guna memantau langsung harga cabai.

Dengan demikian, sejumlah masalah yang dihadapi, produksi serta solusi bisa dimusyawarahkan bersama dinas pertanian serta petani cabai.

“Jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) kita harus dekat dengan petani, menghitung produksinya, mencatat masalah serta memberikan solusi. Kalau bersama dinas pertanian pasti bisa menemukan jalan keluar terbaik,” ungkap Mentan Amran. Selasa (28/11/2023).

Prihasto Setyanto sebagai Direktur Jenderal Hortiultura juga menghimbau petugas dari Kementan untuk terus berada di lapangan.

“Tim kami sudah di lapangan dan pembagian tugasnya ada yang memantau harga, bantuan titik bagi, POPT juga pantau serangan hama sama penyakit tanaman, kemudian ada juga yang mengedukasi petani,”tuturnya.

Sejak beberapa waktu lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan data bahwa sejak pekan kedua November 2023 kemarin, harga cabai rawit merah tembus per kilonya mencapai Rp 73.210.

Saat hadir dalam rapat koordinasi inflasi, Amalia Adininggar Widyasanti selaku Plt Kepala BPS mengatakan jika cabai masih menjadi komoditas utama yang membuat indeks perkembangan harga atau IPH meningkat.

Dilaporkan bahwa IPH 351 kabupaten atau kota meningkat sebab lonjakan harga cabai merah.

320 di kabupaten/kota juga mengalami hal yang sama perihal dampak dari kenaikan harga cabai rawit merah.

Diperoleh juga data bahwa beberapa wilayah yang mengalami kenaikan IPH sampai dengan 5% lebih yakni ada Kabupaten Boalemo, Lombok Barat, Pagar Alam, Lahat, Banyu Asin, Bangka Barat, Tulang Bawang, Pasuruan, Pringsewu dan juga Kota Solok.

Ia mengatakan bahwa kemungkinan kenaikan diakibatkan sebab adam masalah atau kurangnya distribusi.

“Cabai rawit meroket harganya karena pasokan kurang dan perlu dipantau juga distribusi di sejumlah daerah terutama yang naiknya tajam,” pungkas Amalia.(*)

Penulisan : AWPP

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *