INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pengembangan ekosistem Green Economy village, untuk mendukung Net Zero Emission (NZE) berbasis keterlibatan masyarakat. Dengan melakukan pemutakhiran kesejahteraan sosial dari tingkat desa berkelanjutan.
Terus digerakkan PLN, kali ini pada tahapan program pelatihan, pendampingan dan pembuatan pakan ternak dan pupuk organik. Di dua kalurahan yakni Karangasem dan Kalurahan Gombang di Gunungkidul Yogyakarta, dituju menjadi percontohan bagi daerah lain yang ada di Gunung Kidul.
Sekretaris Perusahaan PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Mamit Setiawan menyampaikan bahwa kegiatan CSR ini merupakan pengembangan Green Economy Village merupakan program dalam meningkatkan taraf perekonomian di 2 kalurahan di Gunungkidul.
“Pelaksanakan CSR merupakan program pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan pakan ternak dan pupuk organik ini, merupakan pengembangan Green Economy Village yang akan jadi percontohan dalam meningkatkan taraf perekonomian di dua kelurahan,” jelasnya pada sambutan pembukaan pelatihan. Kamis (14/12/2023)
Setiawan menambahkan, harapkan kedepan kegiatan tersebut bisa memberi dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat daerah setempat hingga bisa mandiri dan menjadi percontohan bagi wilayah lainnya yang ada di Gunung Kidul.
Program Green Economy Village sudah mulai berjalan sejak bulan Maret 2023, yang dimulai dengan penanaman pohon jenis Caliandra dan Indigovera untuk meningkatkan terkait dengan program biomasa.
Selanjutnya daun yang dihasilkan akan jadi pakan ternak, sementara pohonnya dimanfaatkan sebagai energi biomassa untuk covering PLTU.
“CSR ini akan dilakukan selama 3 bulan kedepan dengan melakukan social mapping, dan ada 16 program prioritas yang nantinya akan dilaksanakan,”ucap Setiawan.

Sementara VP Pengembangan Bisnis dan Perencanaan Bio Massa PLN EPI, Anita Puspitasari menyampaikan besaran hasil kayu yang dihasilkan dari penanaman pohon untuk pengganti bahan bakar batubara sebagai bagian dari program net zero emmision yang tengah mereka kejar di tahun 2060 mendatang.
“Satu hektar lahan, bisa di tanami sekitar 5000 pohon, sehingga dalam setahun roll materialnya bisa menghasilkan 40 sampai 50 ton kayu untuk bahan bakar untuk batu bara,”
“Selain itu kami akan melakukan pelatihan pendampingan pembuatan pakan ternak dan pokok organik, harapkan dengan membangun keterampilan dan kepedulian masyarakat bisa membantu menyejahterakan masyarakat setempat,” ucapnya.
Wakil Pengageng Kawedanan Hageng Punakawan Datu Dana Suyasa GKR Mangkubumi, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo mengapresiasi program pendampingan dan pelatihan yang dilakukan di Kalurahan Karangasem dan Gombang, pihaknya berharap progarm tersebut bisa menjadi berkelanjutan.
“Kami apresiasi program ini, semoga bisa memberikan manfaat secara nasional tapi juga memberikan manfaat juga secara secara lokal,”ucapnya.
Marrel menyebutkan, kelanjutan program tersebut tergantung tergantung esensi masyarakat.
“Kami harapkan program ini bisa berlanjut tapi hal tersebut juga sangat tergantung dengan esensi serta keterlibatan masyarakat setempat,” jelasnya.
Penulis : Elis