INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Bantaran sungai jadi titik lokasi paling diwaspadai.
Kabid Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstrusi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Budi Purwono mencatat, mayoritas bencana hidrometeorologi pada akhir 2023 hingga awal 2024 mengakibatkan kejadian pohon tumbang dan atap roboh.
“Ini perlu menjadi perhatian kita semua, warga harus waspada,” ujarnya diwawancarai, Jumat (5/1/2024).
Budi membeberkan, BPBD Kota Yogyakarta menyiapkan anggaran mitigasi bencana sekitar Rp3 miliar. Terdiri dari kegiatan kesiapsiagaan kejadian luar biasa (KLB), penanganan kedaruratan, penanganan pasca bencana, dan rehabilitasi rumah terdampak bencana.
“Kami sampaikan kalau memang masyarakat memerlukan bantuan, yang berkaitan dengan permakanan tentu ada, kemudian terkait dengan rumah rusak, itu ada proses kami melakukan bantuan rehabilitasi terdampak bencana. Itu sudah berjalan,” ungkapnya.
Menilik prospek tiga harian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Budi mengatakan, cuaca ekstrim akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor. Lokasi yang harus diwaspadai adalah sepanjang bantaran sungai.
“Potensi itu (banjir dan longsor) akan terjadi sampai Februari,” ucapnya.
Berdasar pengalaman, bencana hidrometeorologi terbesar di Kota Yogyakarta merupakan longsor di Bantaran sungai Code tahun 2018. Peristiwa tersebut pun jadi pengingat bencana hidrometeorologi di Kota Yogyakarta, trennya terjadi di kisaran Februari-Maret.
“Kami berharap semua masyarakat, TNI, Polri dan OPD terkait saling membantu mengantisipasi,” katanya.
Terkait dengan pohon tumbang, Budi menyebut jika kebanyakan dialami oleh pohon di pinggir jalan. Maka, penanganannya jadi kewenangan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta. BPBD Kota Yogyakarta pun sudah berkoordinasi dengan DLH Kota Yogyakarta untuk perawatan rutin pohon.
“Untuk masyarakat, karena di seluruh kampung Kota Yogyakarta itu sudah ada KTB (Kampung Tangguh Bencana), kami harap agar bisa berkolaborasi dan berkooridnasi dengan sukarelawan masing-masing kampung untuk mengkondisikan pohon atau rumah yang memang ada perbaikan terkait dengan kesiapsiagaan bencana,” sebutnya.
Saat ini, ada 154 KTB dari total 169 kampung di Kota Yogyakarta. Ditargetkan, seluruh kampung sudah memiliki KTB tahun ini yang memiliki sumber daya manusia (SDM) untuk kesiapsiagaan bencana. Mereka akan dibekali peralatan mitigasi bencana seperti motor roda tiga, peralatan penyelamatan, pompa air, genset dan lainnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali kota Yogyakarta, Singgih Raharjo menegaskan, pihaknya waspada dan melaksanakan mitigasi bencana. Termasuk melakukan pemangkasan sejumlah pohon yang dinilai terlalu rindang.
“Saya sudah meminta DLH untuk mengurangi ranting pohon yang sudah rimbun agar tidak berpotensi tumbang, dan itu sudah dilakukan beberapa waktu lalu,” katanya.
Disamping mitigasi Singgih juga mengimbau, agar seluruh warga yang beraktifitas di kota Yogyakarta untuk selalu memantau prakiraan cuaca terbaru dari BMKG. Agar potensi bencana dapat diminimalkan.
“Update prakiraan cuaca ini sebagai early warning system agar kita selalu waspada,” ucap Singgih.
Singgih juga meminta, agar ketika terjadi hujan masyarakat harus menghindari untuk tidak parkir atau berteduh di tempat yang dinilai kurang aman, seperti di bawah pohon, baliho, ataupun bangunan yang dinilai rawan roboh, agar tidak terjadi bencana yang tidak diinginkan terutama dengan potensi bencana hidrometeorologi pada musim hujan ini.(*)
Penulis: Fatimah Purwoko
Edukasi
Headline
Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Imbau Masyarakat Waspada Ancaman Hidrometeorologi
- by Redaksi
- 06/01/2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 146 Views

Berita Terkait ...
