Headline Internasional

Afsel Sambut Baik Mahkamah Internasional Minta Hentikan Genosida di Gaza

INTENS PLUS – JAKARTA. Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa sambut baik putusan International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional dan berharap segara terjadi gencatan senjata di Gaza. Setelah Mahkamah Internasional menyatakan bahwa Israel harus menghentikan genosida di Gaza.

“Hari ini, Israel berdiri di hadapan komunitas internasional. Kejahatannya terhadap Palestina terungkap,” kata Ramaphosa dalam pidatonya. Sabtu (27/1/2024).

Dikutip dari AFP, Ramaphosa berharap agar Israel patuh terhadap putusan Mahkamah Internasional. Sesuai dengan pernyataan negara Zionis itu yang mengklaim diri sebagai negara demokratis dan menghormati supremasi hukum.

Seperti diketahui, Afrika Selatan mengajukan gugatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional, atas tuduhan melanggar Konvensi Genosida PBB tahun 1948.

Afrika Selatan pun sejak lama jadi negara yang vokal soal perjuangan Palestina. Hal itu berkaitan dengan perjuangan mereka melawan apartheid.

“Beberapa orang mengatakan kami seharusnya mengurus urusan kami sendiri dan tidak ikut campur dalam urusan negara lain,” kata Ramaphosa.

“Namun ini adalah tempat kita (nestapa Palestina sama dengan apartheid di AfrikaSelatan), sebagai orang yang tahu betul penderitaan akibat perampasan, diskriminasi dan kekerasan,” imbuhnya.

Dalam keputusannya, Mahkamah Internasional gamblang menyebut Israel benar-benar melakukan genosida atau tidak. Namun mahkamah itu mengeluarkan perintah darurat untuk mencegah genosida di Gaza.

Keputusan Mahkamah Internasional mengikat semua pihak, namun tidak memiliki mekanisme untuk penegakannya.

Kendati begitu, Ramaphosa berharap keputusan Mahkamah Internasional tidak hanya akan dilaksanakan, tapi juga mengarah pada dorongan diplomatik terbaru untuk mengakhiri agresi di Gaza.

“Sekarang harus ada upaya yang lebih terpadu menuju gencatan senjata dan perundingan mengenai solusi dua negara yang permanen, yang memungkinkan Israel dan Palestina hidup berdampingan sebagai negara merdeka,” tegasnya.(*)

Penulis: Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *