INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Salah satu kandidat kuat dalam kontestasi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah RA Yashinta Sekarwangi Mega.
Kontestan muda ini mengawali debutnya sebagai politikus dan berhasil mencuri perhatian masyarakat DIY. Terbukti, perolehan suaranya berhasil unggul dibanding pesenior. Dilansir dari pemilu2024.kpu.go.id, Yashinta berhasil meraup suara sebanyak 259.770 atau 19,88% per Sabtu (17/2/2024) pukul 11.44.
Lantas siapakah RA Yashinta Sekarwangi Mega? Berikut profilnya
Sebagai anak muda yang mencintai daerahnya, Yashinta memiliki mimpi mewujudkan kesejahteraan untuk semua kalangan di Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa terkecuali. Berbekal pengalaman di berbagai level, Yashinta siap mendorong visi dan kepeduliannya dengan maju sebagai calon termuda DPD RI Dapil DIY.
Lahir pada 25 Agustus 1996, R.A. Yashinta Sekarwangi Mega adalah canggah (anak dari buyut) Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dari garis keturunan sang ibu yaitu Raden Ayu Kartika Primartanti. Yashinta tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga yang erat dengan nilai budaya dan pengabdian pada masyarakat. Sebagai warga asli Daerah Istimewa Yogyakarta, nilai pengabdian dan pelayanan itu ia wujudkan bagi masyarakat di daerahnya tersebut.
Semangat Yashinta: Mendorong Setiap Orang Mendapat Hak yang Setara
“Pendidikan membuka akses menuju jutaan kesempatan bagi generasi muda. Kita perlu memastikan semua orang, tanpa terkecuali, bisa mengakses pendidikan itu sendiri,” tulisnya dalam laman resmi miliknya dikutip, Sabtu(17/2/2024).
Yashinta beruntung dapat mengenyam pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Beberapa kali ia juga sempat mengikuti pendidikan di luar negeri seperti program Summer School di Science Po, Prancis dan Leadership Program di Amerika Serikat.
Pengalaman tersebut justru membuka matanya, bahwa ternyata ada banyak anak Indonesia belum memperoleh akses dan kualitas pendidikan yang setara. Kepedulian tersebut memotivasi Yashinta aktif di berbagai kegiatan sosial. Saat bersekolah di Binus School Simprug (2012-2014), ia terlibat dalam kegiatan mengajar anak-anak kurang mampu.
Ia meneruskan aktivitas serupa di tahun 2020 hingga 2022 dengan menjadi pengajar anak-anak di berbagai daerah melalui organisasi Wahana Visi Indonesia serta Kisah Kasih.
Dari situ, Yashinta bercita-cita bahwa semangat pengabdian yang ingin terus ia ajukan adalah menghadirkan pemenuhan hak dan layanan dasar yang setara.
Yashinta mengambil kuliah di jurusan Hubungan Internasional FISIPOL UGM. Selama masa kuliah itu, ia juga mengikuti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Dewan Mahasiswa (DEMA) Fisipol UGM. Fase ini amat berarti bagi Yashinta karena ia memperoleh banyak wawasan mengenai politik kebangsaan dan nasionalisme.
Pemahaman itu makin berkembang ketika ia bekerja di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2018-2021). Yashinta terlibat di Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional. Pengalamannya mendampingi beberapa perundingan perdagangan telah memperluas pandangannya mengenai potensi Indonesia di kancah internasional.
Yashinta memiliki gagasan bahwa potensi besar Indonesia justru ada di daerah. Keterlibatan anak muda dalam pengambilan kebijakan daerah adalah hal yang perlu diperkuat. Keragaman potensi ekonomi dan budaya daerah ditambah kreatifitas anak muda adalah modal besar yang perlu dikembangkan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan Indonesia.
“Anak muda tidak perlu takut untuk berkarya dan berdampak. Dengan harmoni dan dedikasi, Yogyakarta yang nyaman dan lestari ada di tangan kita,” ujar Yashinta.
Dalam pemilu 2024, R.A. Yashinta mencalonkan diri sebagai anggota DPD RI Dapil D.I. Yogyakarta. Yashinta memiliki komitmen yang telah ia susun dari pengalaman dan aspirasi masyarakat selama ini.
Komitmen Yashinta berada dalam dua ide perjuangan. Pertama, terkait pemenuhan hak dasar yang setara, seperti kesejahteraan, keamanan, dan pendidikan. Kedua, percepatan serta pengembangan potensi daerah dan SDM generasi muda.
Yashinta siap memprioritaskan anak muda, ibu-ibu, anak-anak, dan perempuan dalam pengabdian politiknya untuk Yogyakarta.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko