INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Memasuki era digital, pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) perlu miliki sikap yang dinamis dan transformatif terhadap berbagai perubahan. Independensi UKM pun diperlukan agar bisnis tak gampang terimbas isu.
Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress, pun membagikan hasil penelitian dari pihaknya yang menyatakan bahwa pelaku UKM tidak lagi disarankan untuk bergantung kepada salah satu platform belanja atau transaksi online. Tapi perlu strategi multi-platform untuk meminimalkan dampak bisnis apabila salah satu platform sedang menghadapi isu tertentu.
“Untuk itu kami juga mendorong pelaku UKM untuk terus mengembangkan potensi bisnisnya dengan mengembangkan situs online UKM-nya masing-masing dan memaksimalkan pemanfaatan social commerce untuk meningkatkan pendapatan,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/3/2024).
Andi bilang, Ninja Xpress melakukan riset Suara UKM Negeri Vol 4 yang membahas tentang ‘Seluk Beluk Social Commerce di Indonesia’. Bekerja sama dengan Milieu Insight, studi ini melibatkan lebih dari 600 responden. Mereka berasal dari para pelaku UKM yang berjualan secara online untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pemanfaatan social commerce untuk menjangkau target market dan meningkatkan penjualan.
Istilah social commerce merupakan platform yang dimulai dari unsur sosial dan digunakan untuk mengembangkan basis pengguna sehingga dapat dimonetisasi untuk berjualan.
Berdasarkan riset Suara UKM Negeri Vol 3 tentang ‘Bagaimana Masa Depan pembelanja online atau e-shopper di Indonesia?’, kata Andi, ditemukan bahwa kelompok E-Shopaholics yang merupakan kelompok pembeli online (e-shoppers) sudah terbiasa dan terus menerus berbelanja online.
Dalam riset tersebut, ditemukan bahwa media sosial adalah mesin pencari masa kini bagi para e-shopaholics dan mereka terbiasa berbelanja multi-platform yaitu di marketplace ataupun di social media. Data tersebut juga didukung oleh ‘Bold Moves: Leading Southeast Asia’s next wave of consumer growth’ yang menemukan bahwa sosial media tidak hanya menjadi platform berjejaring tetapi juga untuk mencari sebuah informasi sehingga berdampak pada penentuan keputusan seseorang.
Maka dalam rangka memenuhi kebutuhan para pelaku UKM, Ninja Xpress menghadirkan layanan pembuatan website bagi para pelaku UKM sehingga mereka dapat memiliki their own platform yang memberikan akses bagi mereka untuk mengembangkan bisnis dan memaksimalkan penjualan di social media mereka.
Selain itu layanan photo/video produk untuk pembuatan konten yang disediakan oleh Ninja Xpress diharapkan dapat membantu relevansi antara konten dengan produk yang dijual oleh UKM tersebut.
Untuk mengetahui lebih lengkap terkait social commerce, Ninja Xpress melalui riset Suara UKM Negeri Vol. 4 memberikan insight tentang social commerce. Selain itu juga menemukan tiga alasan mengapa social commerce penting dalam mendukung peningkatan penjualan.
1. Audiens: Social commerce memiliki audience yang lebih luas dari marketplace 48% seller mengatakan bahwa social commerce dapat menyediakan lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan. Karakteristik platform social-first adalah unsur sosial, seperti dampak dari banyaknya pengikut dan konten buatan UKM, yang dimanfaatkan untuk membangun database dari konsumen. Oleh karena itu, UKM mengatakan ada lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan.
2. Relevansi: Social Commerce mempermudah UKM menemukan target audience mereka dengan konten yang relevan 37% seller mengatakan bahwa social commerce membuka peluang mereka untuk lebih mudah untuk dikenal oleh target audiens yang relevan. Ketika sebagian besar orang mengunjungi platform social-first, biasanya mereka ingin mencari hiburan.
3. Diversifikasi: Social Commerce membantu melakukan diversifikasi sehingga dapat menjangkau lebih banyak pembeli 34% dari seller mengatakan bahwa mereka perlu mendiversifikasi kanal penjualan mereka untuk menargetkan audiens yang lebih beragam.
Beberapa tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UKM untuk memaksimalkan pemanfaatan social commerce adalah, 50% dari seller menyampaikan bahwa mereka masih memiliki kesulitan untuk membuat konten yang efektif, 48% dari seller juga mengatakan sulit untuk mengejar algoritma platform yang terus berubah.
Agatalika Dewa, PIC Ekspedisi dari Bolosego yang merupakan UKM asal Yogyakarta mengatakan social commerce jadi platform pemasaran dan penjualannya yang utama.
“Awalnya kami memulai bisnis berjualan frozen food di Facebook, dan kini sudah berkembang pesat di platform social commerce lainnya yaitu Tiktok Shop,” bebernya
Agatalika juga mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar ketika berjualan di social commerce Tiktok Shop. Sehingga social commerce, memberikannya ruang untuk eksplorasi dan sangat nyaman digunakan oleh para pelaku UKM yang masih merintis untuk mengembangkan usaha.
Namun, Agatalika semoat mengalami tantangan dalam pemanfaatan social commerce. Khususnya dalam proses produksi konten dan juga memagami algoritma sosial media yang seringkali berubah. Beruntung, dia mendapat bantuan dari Ninja Xpress sebagai sahabat UKM untuk menyediakan fasilitas foto dan video produk.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Ekonomi
Yogyakarta
Strategi Multi-Platform Dorong Independensi UKM
- by Redaksi
- 23/03/2024
- 0 Comments
- 3 minutes read
- 114 Views

Berita Terkait ...
