INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tegaskan komitmennya dalam gerakan ekonomi sirkular sebagai upaya mengentaskan permasalahan sampah.
Pemkot Yogyakarta pun menggandeng pihak swasta dalam pemanfaatan refuse derived fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif. Produk tersebut merupakan hasil dari pengolahan sampah di Kota Pelajar yang volumenya mencapai 200 ton per hari.
Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo membeberkan, pihaknya segera mampu mengkonversikan sampah jadi RDF. Pengolahan akan difokuskan di tiga Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R). Antara lain di TPS 3R Nitikan, Karangmiri, dan Kranon.
Produk RDF yang dihasilkan dari pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta itu nantinya akan dimanfaatkan oleh PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), perusahaan swasta berbasis di Cilacap, Jawa Tengah.
“Kita akan cek spesifikasinya (RDF) karena SBI punya spesifikasi seperti apa. Itu nanti yang akan kita kirim ke PT SBI di Cilacap,” kata Singgih. Selasa (26/3/2024).
Singgih menargetkan pengolahan sampah menjadi RDF dapat dilakukan secepatnya mulai akhir April 2024 mengingat kesiapan pengolahan RDF di tiga lokasi itu sudah mencapai 50-60 persen.
Singgih berharap, kesepakatan bersama Pemkot Yogyakarta dan PT SBI dalam pemanfaatan RDF dapat jadi solusi tepat penanganan sampah di Kota Gudeg. Sekaligus menggencarkan ekonomi sirkular.
“Tentu ini menjadi bagian dari semangat kita semua untuk sirkular ekonomi bisa kita dapatkan. Energi terbarukan dari pembakaran (pengolahan) sampah yang kita proses menjadi RDF,” sebutnya.
Singgih menjelaskan volume sampah yang dihasilkan diolah di Kota Yogyakarta mencapai 200 ton per hari. Dari pengolahan jadi RDF, volume sampah diperkirakan bisa ditekan sekitar 40-50%, atau menghasilkan sekitar 100 ton RDF.
Presiden Direktur PT SBI Lilik Unggul Raharjo pun mengatakan, operasional perusahaannya sebagai produsen semen berpedoman pada pembangunan berkelanjutan. Salah satunya dengan menerapkan konsep sirkulasi ekonomi dengan memanfaatkan bahan bakar alternatif.
Dia menyebut pabrik PT SBI di Cilacap saat ini telah menerima sekitar 100 ton RDF dari kuota maksimal sekitar 250 ton RDF per hari, sehingga masih sisa kuota 150 ton RDF per hari.
Menurut Lilik, penggunaan RDF di PT SBI bisa menggantikan bahan bakar batu bara sekitar 14 persen.
Meski demikian, kata dia, bahan bakar alternatif RDF yang dapat dimanfaatkan di PT SBI memiliki kriteria khusus, antara lain harus memiliki kadar air maksimal 20 persen dan ukuran di bawah 5 cm.
“Yang utama adalah bagaimana kita membantu menyelesaikan sampah perkotaan,” tandasnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Ekonomi
Sorotan
Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Tegaskan Komitmen Ekonomi Sirkular Masalah Sampah
- by Redaksi
- 26/03/2024
- 0 Comments
- 1 minute read
- 123 Views

Berita Terkait ...
