INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Konsisten mewujudkan net zero emission, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meluncurkan 50 becak kayuh berpenguat tenaga alternatif listrik hari, Jumat (5/4).
Becak kayuh bertenaga alternatif listrik ini dapat dimanfaatkan wisatawan sebagai moda transportasi tradisional pilihan pada momen libur lebaran 1445 H/2024. Selain ramah lingkungan moda tradisional khas ini selaras dengan keistimewaan yang dimiliki DIY.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono menegaskan bahwa Pemprov DIY Konsisten menekan tingkat polutan di pusat keramaian. Salah satunya, seperti kawasan Malioboro yang menjadi pusat aktivitas masyarakat. Maka keberadaan becak kayuh bertenaga penggerak alternatif ini jadi solusi dari Pemprov DIY dalam mewujudkan net zero emission.
“Becaknya tetap tradisional, cuma pakai penguat tenaga alternatif,” tegas Beny usai serah terima operasional becak kayuh dengan penguat tenaga alternatif di Kepatihan Yogyakarta, Sabtu (6/4/2024).
Dalam peluncuran, turut hadir Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana. Dia mengatakan becak kayuh bertenaga alternatif ini merupakan moda transportasi umum penunjang wisata yang tepat untuk Yogyakarta sebagai daerah istimewa.

Memanfaatkan Dana Keistimewaan dalam pengembangan dan produksinya, becak kayuh bertenaga alternatif yang diproduksi sebanyak 50 unit ini diharapkan mampu mengkonversi seluruh becak motor di Yogyakarta.
Huda bilang, koperasi dapat jadi media penataan dan pengelolaan yang tepat untuk moda transportasi tradisional. Maka diharapkan, ke depannya koperasi bisa semakin menguatkan perekonomian para pengemudi becak dan tetap menjaga keistimewaan Yogyakarta melalui moda yang lebih manusiawi dan tidak melanggar aturan.
“Kalau ini berhasil dengan baik, saya kira harapan kita nanti akan bisa dilakukan untuk seluruh becak motor yang ada bisa dikonversi ke becak bertenaga alternatif,” ujarnya.
Huda pun optimis melalui pengelolaan yang tepat, kesejahteraan pengemudi becak semakin baik termasuk jaminan-jaminan kesehatan yang nantinya dapat dinikmati pengemudi becak tradisional ini.
“Karena memang hibah tidak mungkin diberikan secara terus menerus, ada aturan tidak bisa. Sehingga memang kedepan menghidupi diri sendiri entah iuran atau apa kita evaluasi 4 bulan seperti apa melalui manajemen,” ucap Huda.
Selanjutnya, Huda berpesan terkait pentingnya evaluasi terhadap pendapatan penyedia jasa becak kayuh bertenaga alternatif ini yang dilakukan per harinya. Selain itu juga akan dilakukan diskusi dengan para pengemudi ini terkait sistem di koperasi yang akan diterapkan nantinya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko