INTENS PLUS – PAPUA. Bentrok sesama aparat keamanan bersenjata terjadi di Pelabuhan Sorong, Provinsi Papua Barat Daya mengakibatkan 6 polisi terluka dan 1 prajurit dirawat.
Baku hantam yang terjadi pada Ahad (14/4/2024) pagi sekitar pukul 09.30 WIT. Peristiwa itu melibatkan satuan personel Brigade Mobil (Brimob) Polri dan prajurit Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).
Mengutip dari Republika.co.id, peristiwa itu dipicu dari Kapal Sinabung yang sandar di Pelabuhan Sorong. Pada saat kapal rapat dermaga, satuan Pomal menjalankan tugasnya melakukan pengamanan area pelabuhan. Saat itu juga, seorang mengaku sebagai anggota Brimob minta izin ke prajurit Pomal untuk masuk ke dalam kapal.
“Anggota Brimob tersebut tidak mengenakan pakain dinas ketika hendak masuk ke kapal,” tertulis dalam laporan. Senin (15/4/2024).
Anggota Brimob itu juga meminta izin kepada personel Pomal yang sedang jaga, untuk menaikkan keluarganya lebih awal dari yang lain. Izin tersebut akhirnya diberikan.
“Setelah anggota Brimob menaikkan keluarganya, dia meminta izin kembali. Namun ditegur oleh anggota Pomal yang berjaga. Dan akhirnya terjadi salah paham. Dan anggota Brimob memukul anggota Pomal,” keterangan dalam laporan.
Tak terima dipukul, prajurit Pomal membalas pukulan personel Brimob. Setelah pukul-pukulan satu lawan satu, anggota Brimob pun mundur. “Lalu menghubungi teman-temannya untuk datang ke pelabuhan,” begitu dalam laporan.
Tak lama, sekelompok personel Brimob pun menyatroni Pelabuhan Sorong. “Ada sekitar 15 orang anggota Brimob datang dan mencoba masuk ke dalam terminal penumpang,” tertulis dalam isi laporan tersebut.
Setelah mereka berhasil menerobos masuk ke ruang tunggu penumpang, para personel Pomal meladeni dengan perkelahian.
“Akhirnya terjadi perkelahian antara anggota Brimob dengan anggota TNI AL,” tertulis dalam laporan.
Dalam rekaman video yang beredar pun tampak, perkelahian tersebut membuat para warga, dan penumpang yang menunggu kapal lari ketakutan. Perkelahian bukan cuma terjadi di ruang tunggu penumpang, tetapi melebar ke kawasan dalam Pelabuhan Sorong.
Sejumlah anggota Brimob dengan seragam, terlibat kekerasan dengan menendangi seorang prajurit berpakain loreng TNI AL. Situasi tersebut, menurut laporan kepolisian sempat mendesak personel Polsek Pelabuhan turun tangan.
“Tetapi anggota Polsek Pelabuhan tidak bisa melerai dan memilih mundur,” begitu sambung laporan tersebut.
Direktur Polair, Danyon Marinir, bersama Danyon B Brimob, serta Danden Pomal Lantamal Sorong bersama-sama Kapolsek Pelabuhan sempat turun langsung ke lokasi perkelahian untuk melerai.
Tetapi, perkelahian bukannya berhenti, malah berlanjut. Kali ini, gantian TNI AL yang menyerang polisi berseragam.
“Pada saat situasi sudah mulai tentang, tiba-tiba ada anggota Samapta yang dikeroyok oleh anggota TNI AL. Dan pada saat ada anggota kepolisian yang melerai, tiba-tiba anggota TNI AL lainnya langsung melakukan pemukulan kepada anggota kepolisian yang ada di sekitar pintu terminal penumpang yang mengakibatkan banyak anggota kepolisian yang jadi korban dan mengalami luka-luka di bagian kepala,” tertera dalam laporan tersebut.
Dalam konferensi pers pada Minggu (14/4/2024), Kapolda Papua Barat Inspektur Jenderal Johnny Eddizon Isir mengatakan sejumlah anggota terluka dalam bentrok antara personel Brimob dan TNI AL di Pelabuhan Sorong.
“Sampai sejauh ini, terdata rekan-rekan kami anggota dari TNI AL masih dalam perawatan dan satu lagi anggota Polres Tambrauw masih dalam perawatan. Sementara lima personel dari Polresta Sorong Kota sudah menjalani perawatan dan telah kembali,” bebernya.
Johnny mengatakan jajarannya akan melakukan penyelidikan untuk mengungkapkan penyebab terjadinya bentrokan. Pertikaian ini melibatkan sejumlah anggota Polisi Militer TNI AL (Pomal) Lantamal XIV/Sorong dan anggota Brimob Polda Papua Barat Batalyon B Sorong.
Penyelidikan dilakukan guna mencari titik terang atas pertikaian itu. Polda Papua Barat akan menjatuhi sanksi tegas terhadap anggota Brimob yang terbukti bersalah untuk memberi efek jera.
“Jadi kami dari tim Polda Papua Barat Daya akan turun dan melalukan penyelidikan terhadap kasus itu,” ujarnya.
Johnny menyampaikan permohonan maaf kepada TNI AL atas kejadian tersebut. Ia berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi sehingga relasi antara Polri dan TNI di wilayah Papua Barat Daya, khususnya di Kota Sorong, tetap terjalin baik.
Apalagi, kata dia, satu agenda nasional, yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024 akan berlangsung, sehingga komitmen TNI dan Polri untuk tetap mengawal agenda nasional itu supaya aman dan kondusif bisa berjalan baik dan maksimal.
Menurut Kapolda, dasar kronologi kejadian itu berawal dari kesalahpahaman antara kedua belah pihak, sehingga menimbulkan bentrokan di Pelabuhan Sorong.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen R Nugraha Gumiliar, pihaknya menerima laporan bahwa insiden itu diakibatkan salah paham.
“Penyebabnya hanya terjadi kesalahpahaman antara anggota Brimob yang ditegur oleh anggota AL,” kata Nugraha.
Dari laporan yang dia terima, perkelahian itu berawal dari adanya anggota Brimob yang ditegur oleh prajurit Pomal dari Marhanlan XIV/Sorong yang melakukan pengamanan di objek vital tersebut. Namun, karena tidak terima, kedua belah pihak akhirnya berkelahi sampai berdarah.
“Kejadiannya di pintu masuk ruang tunggu keberangkatan Kantor Pelindo IV Sorong, di Papua Barat Daya,” ujar Nugraha. Dari perkelahian tersebut, lima personel Pomal dan juga Brimob mengalami luka-luka.
Nugraha mengatakan, TNI dan Polri memastikan peristiwa perkelahian tersebut tak berujung pada aksi lanjutan. Sebab para atasan dari masing-masing satuan melakukan mediasi usai peristiwa perkelahian.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko